Beralih ke Pulau Madura, Jawa Timur. Di sebuah rumah, seorang pria bersarung dan berkopiah hitam sedang membolak-balik halaman demi halaman buku berwarna coklat tuanya.
Di sebelah kanan-kiri pria paruh baya itu, ada potongan-potongan kertas yang disimpan dalam map plastik berwarna biru bersama sebotol minyak yang dia klaim tak pernah habis meski sudah digunakan berkali-kali.
Kitab, jimat, dan minyak tersebut adalah bekal kerja Akhmad Fakih, yang dikenal dengan nama Kanjeng Lora ketika menjalani profesi sebagai guru spiritual.
"Minyak ini biasanya dioles ke alis, bibir atau rambut bisa..." ujarnya saat ditemui di rumahnya di Dusun Tengah, Desa Samatan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, pada akhir Desember lalu.
"Khasiatnya [supaya orang yang memakai terlihat] karismatik, bagaimana orang percaya pada omongannya, percaya terhadap pribadinya."
Baca juga: Caleg DPRD Jember Dilaporkan ke Polisi, Diduga Gelapkan Uang Ratusan Juta
Pria berusia 50 tahun ini mengaku sudah menjadi guru spiritual sejak muda.
'Bakat' itu ia peroleh secara alami, katanya. Namun ilmu spiritualnya diturunkan dari kakek buyut hingga abah-nya.
Biasanya orang-orang yang datang ke rumahnya minta disembuhkan dari penyakit tertentu.
Namun di tahun politik seperti sekarang tak cuma orang sakit yang berkunjung, tapi juga calon anggota legislatif yang bakal bertarung di Pemilu 2024.
Mereka mendatanginya agar selamat dunia dan akhirat, serta mendapat 'berkah' sebanyak-banyaknya ketika berkampanye.
Pria yang sehari-hari mengajar di Madrasah Ibtidaiyah ini bercerita tak pernah menolak siapa pun yang datang padanya — selama niatnya baik.
Para caleg yang minta pertolongan lantas diberikan wejangan dan ritual yang mesti dijalani setiap malam tanpa bolong sekalipun.
Baca juga: Caleg yang Libatkan Anak-anak Berkampanye Dituntut 6 Bulan Penjara
Mulai dari membaca Surat Yasin yang telah diberikan tanda olehnya di beberapa ayat tertentu dan dibaca beberapa kali.
Cara membacanya pun tak boleh sembarang, ada tuntunan yang diberikan.
Ritual itu dilakukan dini hari, sekitar pukul 03.00 — yang disebutnya sebagai "waktu istijabah atau saat yang pas untuk berdoa karena diyakini bakal dikabulkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala".
"Kemudian setelah baca Surat Yasin, ada bacaan yang memang khusus dibaca," katanya tanpa memberitahu bacaan yang dimaksud.
"Bacanya jangan sampai tertidur, harus sampai azan subuh atau dikerjakan sebelum subuh... anggaplah jam 03.00 karena di jam itu sedang tenang atau waktu istijabah."
Ritual tersebut harus dilakukan selama 41 hari jelang hari pencoblosan dan dibarengi dengan penggunaan jimat.
Baca juga: Mawarni, Penjahit Bordir yang Mengundi Keuntungan Menjadi Caleg di Banda Aceh
Dia menunjukkan minyak dalam botol kaca yang tampak buram itu.
Warnanya coklat kekuningan yang klaimnya tak pernah berkurang walau sudah dipakai berkali-kali.
"Minyak itu saya beri ritual, baca-bacaan yang memang khusus bagaimana bisa menarik simpati masyarakat. Tapi yang paling penting adalah modal spiritual setiap malam itu," ucapnya.
Mayoritas calon anggota legislatif yang meminta 'bantuan' berasal dari Kabupaten Pamekasan. Mereka bakal memperebutkan kursi DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
Dari pengalamannya 'membantu' caleg-caleg itu sekitar 80% menang, klaimnya.
Baca juga: Kisah Penjual Balon Keliling Jadi Caleg, Jadi Kuli Angkut Kelapa untuk Modal Kampanye
"Alhamdulillah bisa dikatakan dari sekian banyak calon anggota legislatif yang datang ke sini bisa dikatakan sukses," katanya dengan wajah semringah.
Ikatan Kanjeng Lora dengan anggota legislatif yang dibantunya, berdasarkan pengakuannya, masih terjalin hingga saat ini.
Karena kepada mereka, dia 'menitipkan' jimat sebagai pegangan. Bentuknya bermacam-macam; ada minyak, tongkat, atau keris.
Jimat-jimat itu ada yang dikembalikan tetapi ada juga yang dibiarkan menetap di rumah anggota legislatif tersebut.
"Ada 'media' yang memang perlu dibawa dari sini untuk diletakkan di rumahnya bahkan dibawa setiap bertemu masyarakat."
"Karena di rumah adalah tempat orang bermunajat, berdoa. Jadi di situ sebagai penunggunya."
Baca juga: Bakal Tampung Caleg yang Stres karena Gagal Pemilu, Pemkot Jakpus Sediakan Fasilitas Kesehatan Jiwa