Noor menambahkan, pihaknya telah merancang jalur evaluasi dan rambu-rambu jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan dan telah ditetapkan dalam dokumen RTD.
“Bagaimana nantinya diarahkan jika terjadi sesuatu termasuk penangannya itu sendiri. Ke depan, BWS akan melakukan sosialisasi secara bertahap kepada masyarakat di area Bendungan Palasari dan Benel,” ujarnya.
Baca juga: Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu
Hal itu, kata dia, dimaksudkan sebagai informasi awal, bagaimana nantinya mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
“Sosialisasi ini akan dilakukan secara bertahap dulu. Mungkin dari pihak aparat desa dulu kemudian baru akan disosialisasikan kepada masyarakat langsung," jelasnya.
Untuk diketahui, Bendungan Palasari berlokasi di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya pada aliran Sungai Sang Hyang Gede dan telah beroperasi sejak 1989.
Dengan luasan mencapai 100 hektar (ha) dan volume mencapai 8.000.000 meter kubik, bendungan tersebut tidak hanya berkontribusi dalam sistem irigasi, tetapi juga berpotensi sebagai suatu destinasi wisata karena daya tarik alamnya.
Sementara itu, Bendungan Benel di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya pada aliran Sungai Aya telah beroperasi sejak 2010 dan memiliki luas 40 ha dengan volume mencapai 2.000.000 meter kubik.
Bendungan Benel juga berkontribusi dalam sistem irigasi dan juga sebagai destinasi wisata di Kabupaten Jembrana.
Baca juga: Jembrana Kembali Raih Penghargaan Kabupaten Sehat, Bupati Tamba: Ini Kerja Keras Bersama
Turut hadir mendampingi Bupati Tamba Sekretaris Daerah (Sekda) Jembrana I Made Budiasa serta Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR) I Wayan Sudiarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.