BIMA, KOMPAS.com - Bentrok sekelompok warga Desa Renda dan Cenggu di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mulai mereda setelah aparat kepolisian dikerahkan.
Bentrokan yang terjadi pada Selasa (5/12/2023) malam itu menyebabkan dua unit rumah warga di Desa Cenggu terbakar.
Sementara satu orang warga Desa Renda harus dilarikan ke rumah sakit lantaran terkena anak panah.
Di balik peristiwa tersebut terungkap satu anggota keluarga nyaris tewas karena diduga diserang menggunakan senjata api rakitan.
Baca juga: Pemkab Bima Catat 553 Kasus Gigitan Anjing Selama 2023, 3 Orang Meninggal
Adalah Yogi, warga Desa Cenggu yang rumahnya dijarah sebelum kemudian dibakar oleh sekelompok warga yang diduga dari Desa Renda.
"Mereka datang ramai-ramai dengan senjata rakitan, tembak babi buta sambil bawa bensin untuk bakar rumah saya," kata Yogi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon pada Kamis (7/12/2023).
Baca juga: Satu Korban Luka Saat Bentrok 2 Desa di Bima Kritis dan Dirawat di RS
Yogi mengatakan, saat peristiwa penyerangan itu terjadi, ia bersama istri dan anaknya langsung keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri.
Dia dibantu oleh aparat kepolisian pergi mengungsi ke rumah keluarganya di Desa Tente, Kecamatan Woha.
Menurutnya, sebelum bangunan toko sekaligus rumahnya dibakar massa, sembako yang ada di dalam toko tersebut dijarah.
"Sebelum mereka bakar mereka jarah dulu rokok, makanan mi pokoknya semua dijarah. Polisi kan di cabang ndak berani pas mereka datang bakar itu, sisa yang tidak bisa dimakan itu saja yang dibakar," ungkapnya.
Akibat pembakaran rumah sekaligus toko sembakonya itu, ia mengalami kerugian mencapai Rp 300 juta.
Dia berharap ada bantuan dari pemerintah daerah untuk meringankan beban keluarganya, apalagi saat ini ia terpaksa harus mengungsi ke rumah keluarganya.