Beberapa pengembangan motif batik Lampung juga melibatkan Masyarakat Penyimbang Adat Lampung (MPAL), hal tersebut supaya tidak ada kekliruan pada hasil desainnya.
Pengembangan batik Lampung terus dilakukan untuk memperkaya motif batik Lampung, antara lain menggunakan kekayaan budaya, simbol daerah, hasil bumi, dan lain sebagainya.
Terdapat beberapa motif batik Lampung yang masih ada hingga saat ini, antara lain.
Motif Pohon Hayat dipengaruhi oleh alkuturasi Islam dan Buddha. Motif tersebut menggambarkan pohon hayat sebagai simbol kehidupan.
Pohon Hayat digambarkan sebagai pohon surga, kekuatan abadi, simbol kehidupan, dan maskulinitas.
Lampung dikenal dengan lambang Siger yang terdapat di atas bangunan, tugu, sekolah, dan lain-lain.
Siger adalah mahkota para wanita bangsawan Lampung kuno sebagai lambang feminitas, kekuatan, dan keagungan wanita.
Hal tersebut untuk menunjukkan, sosok wanita yang lembut namun dapat mandiri, bekerja keras, dan gigih yang berefek mampu mendorong kesuksesan pasangan.
Baca juga: Mengenal Batik Banten: Asal-usul, Motif, dan Ciri Khas
Siger kini dikenal sebagai perangkat yang digunakan dalam acara adat Lampung, seperti pernikahan, tari Cangget, tari Melinting, maupun tari Sigeh Pengeunten.
Motif Gajah terinspirasi dari gajah Lampung yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Biasanya motif Gajah digabungkan dengan motif batik kapal dan Siger.
Motif gajah Way Kambas menggambarkan taman nasional perlindungan gajah Way Kambas di Lampung.
Motif kapal terkait dengan kondisi wilayah Lampung di bagian barat, selatan, dan timur adalah laut.
Kapal sebagai motif batik juga terinspirasi dari kegiatan masyarakat pesisir setempat yang bermata pencaharian sebagai nelayan.
Kapal juga digunakan sebagai alat transpotasi di sejumlah sungai di Lampung.
Batik motif Sembagi merupaka kain adat yang sakral di Lampung.