Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke SMP Negeri Wini, Sekolah di Perbatasan yang Plafonnya Jebol Tanpa Perbaikan Selama 21 Tahun

Kompas.com - 20/11/2023, 20:17 WIB
Baharudin Al Farisi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

“Ruang kelas ini tidak terpakai, karena penerimaan siswa kemarin berkurang. Biasanya ada tiga rombongan belajar, tapi pada tahun ini yang masuk SMP Negeri Wini hanya dua rombongan belajar,” ungkap Lukas.

Lalu terdapat satu bangunan berwarna kuning yang dalamnya ada lab komputer, ruang Bimbingan Konseling (BK), perpustakaan, dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Lukas menjelaskan, seharusnya bangunan kuning tersebut hanya untuk perpustakaan saja. Namun, demi memenuhi syarat akreditasi dua tahun lalu, ruangan harus disekat menjadi beberapa bagian.

Kata Lukas, saat itu penyekat antar-ruangan hanya menggunakan triplek.

“Ya sekarang tripleknya sudah dibongkar kembali, karena ruang gerak sangat sempit. Jadi, setelah dokumentasi dan akreditasi, kami bongkar kembali,” ucap salah seorang guru lain.

“Ya harapan kami disekat seperti itu bisa mengikuti akreditasi dan mendapatkan akreditasi yang lumayan. Sekarang sekolah kami akreditasinya B,” ucapnya lagi.

Lebih banyak guru honorer

Sementara jumlah siswa di SMP Negeri Wini sebanyak 235 orang dengan 8 rombongan belajar (rombel) atau kelas. 

"Ada 8 rombongan belajar atau kelas. Kelas 7 ada 2, kelas 8 ada 3, kelas 9 ada 3. Jumlah siswa per kelas rata-rata 30 siswa," kata guru SMP Negeri Wini lainnya, Aryance Paulina Thake Kolo (38). 

Dia menyebut, guru di SMP Wini didominasi oleh tenaga honorer. 

"Kalau jumlah guru itu terdiri dari ASN atau PPPK sebanyak 14, sedangkan tenaga pendidik berstatus honorer ada 17," ungkap Aryance.

Fasilitas terbatas dan pinjam ke sekolah lain

Saat proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, para guru banyak menemukan kendala. Mereka dituntut agar lebih kreatif di tengah keterbatasan fasilitas.

"Kami kekurangan lab bahasa. Kalau misalnya prasarana memadai, tentu saya yakin mereka bisa. Karena, mereka antusias kalau Bahasa Inggris," kata guru Bahasa Inggris, Frederikus Tnepu Bana (34).

"Selama ini kami hanya bisa pakai alat peraga. Kalau misalnya gambar, ya kami kreatif sendiri untuk buat gambar. Kami sediakan dan kami paparkan ke mereka agar mereka bisa melihat gambar ini tentang apa," ucapnya lagi.

Untuk proses KMB listening atau pendengaran, Frederikus hanya menggunakan speaker kecil yang disambungke ke ponsel.

Baca juga: PLBN Skouw, Beranda Perbatasan Indonesia-Papua Nugini yang Tak Sekadar Megah

Saat keadaan terdesak, para guru meminjam proyektor ke Sekolah Dasar (SD) Katolik Wini.

"Infocus (proyektor) juga minim. Kami kadang kalau mau pakai infocus harus pinjam dari SD Katolik Wini. Karena kan mereka ada. Kalau misalnya ada kegiatan pertemuan dari orangtua siswa, kalau urgent, ya kami harus pinjam," ujar Frederikus.

Bukan hanya itu, pihak SMP Negeri Wini juga terkadang harus meminjam genset ke SD Katolik Wini saat listrik padam. Peminjaman tidak dipungut biaya. Hanya saja, mereka perlu mengeluarkan uang untuk membeli bensin genset.

"Iya, sering padam. Jadi harus pinjam. Genset juga pinjamnya di tetangga. (Listrik padam) terkadang gangguan. Kalau angin. Jadi, petugas PLN harus bersihkan pohon-pohon yang dekat kabel. Tentunya dipadamkan lalu dibersihkan," tutur Lukas.

 

*Perjalanan reporter Kompas.com Baharudin Al Farisi ke PLBN Wini merupakan kolaborasi bersama BNPP. Selain PLBN Wini, ada pula perjalanan ke lima PLBN lain, yakni Hadi Maulana di PLBN Serasan, Xena Olivia di PLBN Jagoi Babang, Ahmad Dzulfikor di PLBN Sei Nyamuk, Sigiranus Maruto Bere di PLBN Napan, dan Achmad Nasrudin Yahya di PLBN Sota. Ikuti cerita perjalanan kami dalam lipsus Merah Putih di Perbatasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkutan Kota Salatiga Terbakar saat Parkir di Depan Ruko

Angkutan Kota Salatiga Terbakar saat Parkir di Depan Ruko

Regional
Hari Jadi Ke-78 Sumsel, Pemprov Serahkan Berbagai Bantuan untuk Panti Asuhan hingga Ponpes 

Hari Jadi Ke-78 Sumsel, Pemprov Serahkan Berbagai Bantuan untuk Panti Asuhan hingga Ponpes 

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
DPC PDI-P Kota Yogyakarta Perpanjang Penjaringan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota

DPC PDI-P Kota Yogyakarta Perpanjang Penjaringan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota

Regional
Napi Anak Pembunuh Polisi Ditangkap, Menyamar Jadi Penumpang Travel

Napi Anak Pembunuh Polisi Ditangkap, Menyamar Jadi Penumpang Travel

Regional
Mengamuk, ODGJ di Lampung Tengah Bunuh Nenek Penderita Stroke

Mengamuk, ODGJ di Lampung Tengah Bunuh Nenek Penderita Stroke

Regional
19 Pekerja Ilegal yang Hendak Dikirim ke Kalimantan Diiming-imingi Gaji Rp 900.000

19 Pekerja Ilegal yang Hendak Dikirim ke Kalimantan Diiming-imingi Gaji Rp 900.000

Regional
Malapraktik, Bidan di Prabumulih Ditetapkan Tersangka

Malapraktik, Bidan di Prabumulih Ditetapkan Tersangka

Regional
Harkitnas dan Hari Jadi Ke-283 Wonogiri, Bupati Jekek: Penguasaan Teknologi Kunci Capai Indonesia Emas 2045

Harkitnas dan Hari Jadi Ke-283 Wonogiri, Bupati Jekek: Penguasaan Teknologi Kunci Capai Indonesia Emas 2045

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
KPU Sikka Respons Kasus Caleg Terpilih Jadi Tersangka TPPO

KPU Sikka Respons Kasus Caleg Terpilih Jadi Tersangka TPPO

Regional
Mengalami Pendarahan, 1 Jemaah Haji Asal Semarang Gagal Berangkat

Mengalami Pendarahan, 1 Jemaah Haji Asal Semarang Gagal Berangkat

Regional
KKP Bongkar Penyelundupan BBM Ilegal dan TPPO di Maluku

KKP Bongkar Penyelundupan BBM Ilegal dan TPPO di Maluku

Regional
Rebut Markas OPM di Hutan Maybrat, TNI Amankan Kotak Amunisi dan Puluhan Anak Panah

Rebut Markas OPM di Hutan Maybrat, TNI Amankan Kotak Amunisi dan Puluhan Anak Panah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com