Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andreas Lucky Lukwira
Penggiat @Naikumum dan Pengamat Bus

Penggiat @Naikumum dan Pengamat Bus

Polda Jatim dan Pengamanan Sepak Bola

Kompas.com - 20/11/2023, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Belajar ke Polda Metro Jaya

Polda Jatim dan mungkin Polda-Polda lain harus memperhatikan Perpol 10/2023 dalam melakukan pengamanan sepak bola. Mereka juga perlu belajar dari Polda Metro Jaya dalam hal pengamanan sepak bola.

Kita masih ingat pada 18 Oktober 2015, final Piala Presiden mempertemukan Persib Bandung dan Sriwijaya FC di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

Suporter Persib yang dikenal sebagai musuh bebuyutan suporter Persija Jakarta, hampir mustahil bisa masuk ke Jakarta dengan aman. Namun Polda Metro Jaya, dibantu Polda Jabar, sukses memujudkan hal tersebut.

Hal ini tentunya tidak hanya hasil dari pengamanan konvensional yang biasa dilakukan oleh banyak kepolisian dalam pengamanan sepak bola, tetapi juga berkat strategi pengamanan yang luas.

Unsur-unsur selain Samapta atau Paramilitary Policing (Brimob) dioptimalkan Polda Metro Jaya yang ketika itu dipimpin Tito Karnavian.

Unsur intelijen, misalnya, melakukan operasi cipta kondisi yang terlihat dengan bertebarannya spanduk perdamaian di seluruh Jakarta menjelang hari H kedatangan suporter Persib.

Akibatnya, masyarakat umum, dan juga suporter Persija, terbawa suasana Jakarta "welcome" terhadap suporter Persib.

Unsur cybercrime juga tidak tinggal diam. Mereka melakukan patroli siber. Termasuk menangkap mereka yang diduga melakukan provokasi di dunia maya.

Suka tidak suka, di era media sosial, patroli siber sudah seharusnya mendapat porsi serius dalam pengamanan laga sepak bola.

Langkah lain, pasukan reserse Polda Metro Jaya juga turun ke area stadion dipimpin langsung Dirkrimum kala itu, Krisna Mukti.

Selain itu, adanya pengamanan terbuka dan tertutup dari kepolisian di sekitar jalan tol atau jalur yang dilintasi suporter Persib menuju dan dari GBK.

Tentunya mempersempit upaya oknum-oknum suporter atau masyarakat yang ingin mengambil kesempatan melakukan kericuhan, terutama di luar stadion.

Unsur-unsur kepolisian di atas mendukung pengamanan konvensional seperti Samapta dan Brimob yang bisa fokus dalam ploting mereka di area stadion. Sehingga potensi kericuhan sudah teredam, bahkan saat para suporter belum sampai GBK.

Pola yang sama diulangi Polda Metro Jaya pada 3 April 2016, saat final Piala Bhayangkara yang mempertemukan Persib dengan Arema.

Berbeda dengan Final Piala Presiden 2015, pertandingan ini termasuk kategori rawan karena kedua tim memiliki suporter yang banyak dan militan. Semakin sulit karena selama sekian tahun hubungan suporter Persib dan Arema kurang akur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com