Diketahui, terdapat sejumlah flora dan fauna di taman ini, mulai dari api-api (Avicennia), tancang (Bruguiera), kangguru mini, hingga musamus atau rumah semut.
Baca juga: Mengenal Musamus, Rumah Semut di Taman Nasional Wasur Merauke Papua
Dalam perjalanan darat ini pula, sejauh mata memandang tidak terlihat berjejer rumah penduduk yang mendiami sekitar kawasan hutan.
Di sebagian lokasi hanya terlihat bedeng rumah yang sepintas seperti tempat peristirahatan bagi mereka yang menjelajah ke pedalaman hutan.
Perjalanan membelah hutan Wasur akan berakhir ketika menjumpai persimpangan jalan menuju wilayah administrasi yang berbeda. Rombongan saya berbelok ke kanan di persimpangan ini.
Jalur yang lurus dari persimpangan ini akan mengarah ke Kabupaten Boven Digoel, satu kabupaten yang juga ada di Papua Selatan.
Setelah berbelok di persimpangan, perjalanan saya dan rombongan langsung menuju Distrik Sota yang berbatasan dengan Desa Wariaber, Papua Nugini.
Memasuki area ini, barulah mulai terlihat berderet rumah pendudukan. Terlihat pula ada Puskesmas Sota dan Polsek Sota di sisi kiri jalan yang kami lintasi.
Perjalanan masih berlanjut sekitar tiga kilometer lagi untuk sampai di Markas Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Republik Indonesia-Papua Nugini.
Tak jauh dari markas inilah, tugu penanda titik nol kilometer Sota sebagai batas paling timur Indonesia berada.
Di area yang sama tegak pula patung proklamator Ir Soekarno. Patung ini berdiri dalam posisi jari telunjuk mengarah ke wilayah Indonesia, sementara tangan kirinya mengempit tongkat komando.
Berjarak sekitar 100 meter dari penanda titik nol Indonesia inilah lokasi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 3 Oktober 2021.
Baca juga: Jokowi Resmikan PLBN Sota, PLBN Kedua di Papua
Ikuti terus cerita-cerita saya berikutnya selama bertandang ke PLBN Sota dalam rangkaian tulisan kolaborasi Kompas.com dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP). Jangan ketinggalan....
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.