Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sadis, Nyawa Bocah SMP di Garut Melayang di Tangan Pelaku yang Berusia 12 Tahun

Kompas.com - 08/11/2023, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

"Temannya itu tidak mengetahui tentang kejadiannya seperti apa," ungkap Ari.

Setelah melukai korban, pelaku pulang bersama temannya yang tak tahu kejadian tersebut.

Peristiwa tragis itu kemudian berlalu selama sepekan. Keluarga korban sempat melaporkan lalu menyebarkan kabar bahwa anaknya hilang.

Sementara itu saat jenazah korban ditemukan, ada luka sayatan benda tajam di lehernya.

"Ada hal-hal yang tidak bisa kita ungkapkan, ini masih dalam proses penyidikan," ucap Ari.

Baca juga: Gunung Papandayan Garut Terbakar, Penyebabnya Masih Diselidiki

Warning bagi orangtua

Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya angkat bicara terkait kasus anak SMP menghabisi nyawa temannya sendiri di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Ketua KPAID Tasikmalaya, Ato Rinanto menyebut, pihaknya tengah mendampingi anak yang jadi pelaku dalam kasus tersebut.

"Kita melakukan pendampingan kepada ananda terduga pelaku. Jadi kita ikut prihatin dengan hal ini bisa terjadi, ini adalah warning bagi para orang tua," ujar Ato, Selasa (7/11/2023).

Peristiwa tersebut, menurut Ato, harus jadi perhatian bagi para orang tua anak dalam melakukan pengawasan yang ketat terhadap anak-anaknya.

Ia juga mendesak semua pihak terkait untuk melakukan assesmen yang melibatkan para ahli, hal ini dimaksudkan untuk mencari tahu motif, selain dari motif yang diketahui dari hasil penyelidikan kepolisian.

Baca juga: Cerita Emak-emak yang Rela Datang dari Garut demi Dukung Anies-Cak Imin, Tetap Semangat meski Terlambat

"Kami khawatir ini ada variabel-variabel yang lain yang mengakibatkan anak ini melakukan itu," ucap Ato.

"Jadi artinya bahwa sebetulnya main voli itu mungkin hanya sebagai akumulasi saja, nah ini kan butuh didalami," lanjutnya

Ato menjelaskan, hasil dari pendalaman itu nantinya akan menjadi bahan evaluasi yang bisa disampaikan kepada para orang tua, sehingga kejadian tersebut tidak terulang kembali di masa yang akan datang.

Ia juga menyebut, perlu ada assessment pendampingan menyeluruh tidak hanya bagi orang tua korban, tapi juga untuk orang tua terduga pelaku.

Pihaknya juga berharap anak yang menjadi terduga pelaku tersebut tidak menjadi korban bullying selanjutnya.

Baca juga: Bertambah, 52 Orang Keracunan Sate Jebred di Garut, 3 Warga Meninggal

"Ya kita sama sama menjaga, karena ini (mereka) bertetangga, berteman, jangan sampai kemudian terjadi hal hal yang tidak diingkan yang berdampak pada buruknya perkembangan anak yanh berasa di lingkungan itu," tandas Ato.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul ''Warning bagi Para Orang Tua,'' KPAID Dampingi Bocah yang Habisi Temannya di Garut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Pajero Dipasangi Senapan Mesin di Kap, Polisi Pastikan Benda Itu Mainan

Video Viral Pajero Dipasangi Senapan Mesin di Kap, Polisi Pastikan Benda Itu Mainan

Regional
Kronologi Penangkapan WNA Bangladesh yang Selundupkan 5 WN Asing ke Australia lewat NTT

Kronologi Penangkapan WNA Bangladesh yang Selundupkan 5 WN Asing ke Australia lewat NTT

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Kepala BPBD Siak Ditahan karena Korupsi Dana Bencana Rp 1,1 M

Kepala BPBD Siak Ditahan karena Korupsi Dana Bencana Rp 1,1 M

Regional
Penyelundupan Puluhan Botol Miras dan Ratusan Kosmetik Ilegal Asal Malaysia Dibongkar

Penyelundupan Puluhan Botol Miras dan Ratusan Kosmetik Ilegal Asal Malaysia Dibongkar

Regional
Oknum Dosen di Palopo Dipecat karena Diduga Lecehkan Mahasiswi

Oknum Dosen di Palopo Dipecat karena Diduga Lecehkan Mahasiswi

Regional
Sakau, Penumpang 'Speedboat' dari Malaysia Diamankan, Ditemukan 142 Gram Sabu

Sakau, Penumpang "Speedboat" dari Malaysia Diamankan, Ditemukan 142 Gram Sabu

Regional
TNI AL Tangkap Penumpang 'Speedboat' dari Malaysia Saat Sakau

TNI AL Tangkap Penumpang "Speedboat" dari Malaysia Saat Sakau

Regional
Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Regional
[POPULER REGIONAL] Soal Dugaan BAP 8 Pembunuh Vina Dirubah | Bobby Sentil Anggota Dishub Medan

[POPULER REGIONAL] Soal Dugaan BAP 8 Pembunuh Vina Dirubah | Bobby Sentil Anggota Dishub Medan

Regional
Tak Ada Petahana, PKB Optimistis Gus Yusuf Bisa Menang Pilkada Jateng

Tak Ada Petahana, PKB Optimistis Gus Yusuf Bisa Menang Pilkada Jateng

Regional
Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com