Sementara ibunya, Misrotun (43) merasa apa yang dialami anaknya adalah sebuah perundungan serius.
Ia meyakini anaknya tidak melakukan pencurian seperti yang dituduhkan. Bahkan Misrotun menyatakan dirinya sering memberikan uang jajan lebih.
"Anak saya mengaku tidak mengambil sama sekali. Anak saya trauma, lihat tanggalan sekolah minta dibuang, pakaian, sampai buku-buku minta dihilangkan semua," kata Misrotun.
Baik Gunawan maupun Misrotun berharap, persoalan ini bisa diselesaikan segera. Sehingga, nama baik anaknya bisa pulih dan tidak mengalami trauma berkepanjangan.
"Saya mau meluruskan anak saya tidak bersalah. Tidak bisa sepihak, anak saya ditekan dari pihak sekolah, satu kelas mem-bully semua, anak saya terpojokan," kata Misrotun.
Keduanya sempat mendatangi pihak sekolah untuk melakukan klarifikasi. Sempat terjadi pertemuan namun tertutup di salah satu ruangan sekolah.
Terpisah, Kepala SMP swasta tersebut, Andri Apriudin saat dikonfirmasi enggan memberikan keterangan kepada wartawan.
Bahkan, dia menolak permintaan wawancara.
"Tidak boleh, ini kan rumah saya. Jadi saya berhak menolak," kata Andri sambil masuk ke salah satu ruangan dan meninggalkan wartawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.