Waktu saat itu telah menunjukan pukul 17.55 WIB. Matahari semakin tenggelam di ufuk barat, pertanda senja segera berganti malam.
Untuk menerangi jalan saat pendakian, para peserta MJC menghidupkan masing-masing headlamp.
Jaket dan sarung tangan sudah menempel di tubuh. Meski hawa dingin masih terasa, ini jauh lebih baik daripada sebelum memakainya.
Satu meter dari posisi saya, berdiri dua tenda tenda kuning yang saling berhadapan. Pendaki di dalam tenda itu sedang sibuk memasak makanan di teras depan tenda mereka.
Mereka berkemah di Pos 3 sebelum melakukan summit. Bagian outer kedua tenda itu saling menyatu, melindungi kegiatan mereka memasak dari hembusan angin yang meniup udara dingin yang menusuk.
Saat itu, terlintas di benak, tentu akan lebih hangatnya jika kami sudah dapat berkeman seperti mereka.
Tapi, rombongan peserta MJC yang mendaki via Suwanting – disebut tim Suwanting - masih harus melanjutkan perjalanan menuju lokasi bernama Puncak Suwanting.
Jaraknya dari Pos 3 kurang lebih 1,1 kilometer lagi. Mungkin terdengar dekat.
Baca juga: Bupati Semarang Heran, Desa di Lereng Merbabu Terdampak Kekeringan
Namun, Puncak Suwanting berada pada ketinggian 3.105 Mdpl.
Treknya konstan menanjak, melewati Sabana 1, Sabana 2 dan Sabana 3.
Butuh waktu kurang lebih 1,5 jam perjalanan untuk sampai di sana. Tantangan kali ini tak hanya soal mendaki saat kondisi gelap, tapi debu di sepanjang jalur pendakian.
Beberapa anggota tim memakai masker atau buff untuk mengurangi dampak debu bagi pernapasan.
Sejumlah anggota tim Suwanting sebetulnya ada yang sudah lebih dulu mendaki ke Puncak Suwanting.
Rombongan yang duluan, membangun tenda agar seluruh tim dapat bermalam di sana.
Sebagian rombongan tim Suwanting lain menyusul dari Pos 3. Tim bergerak terpisah karena seorang rekan kami, Ilham, mengalami cidera kaki.
Rizky Syahputro (20), seorang peserta MJC dari Tangsel, Banten, memutuskan membawakan ransel gunung Ilham, sejak pendakian mencapai Lembah Mito.
“Dia (Ilham) sudah lama enggak naik gunung, katanya setahun yang lalu. Pertama daypack-nya saya bawa, tapi jalannya masih lambat kan. Saya lalu menawari carriernya saya yang bawa, akhirnya jalannya lebih lancar,” ujar Rizky.
Rizky merasa terpanggil karena tugasnya sebagai sweeper di tim Suwanting. Seorang sweeper biasanya berada di tengah atau di belakang rombongan pendaki.
Tugas utama sweeper adalah memastikan semua peserta pendakian tetap berada pada posisinya masing-masing atau tidak ada yang tertinggal.
Secara sukarela, Rizky membantu Ilham agar dapat meneruskan pendakian.
Potret kerja sama tim juga terlihat ketika seluruh anggota tiba di Puncak Suwanting.
Ketua Tim Suwanting, Hery dan seorang anggota tim Muh Fitra Hamzah, sudah memasak makanan untuk dibagikan ke sejumlah anggota tim.
Saya juga kebetulan kebagian tugas untuk mencari air untuk tim.
Sebelum mencapai Puncak Suwanting, beberapa dari kami sudah kekurangan air minum termasuk untuk kebutuhan memasak di tenda.
Saya bersama seorang panitia MJC, Kang Eby, akhirnya bisa memperoleh lebih dari 10 liter air dari sebuah sumber, setelah melakukan 1 jam perjalanan pulang pergi.
Masih banyak bentuk kerja sama lain yang dilakukan tim Suwanting, seperti saling meminjamkan alat masak, berbagi makanan ringan atau minuman, hingga memberikan obat P3K untuk sesama tim yang membutuhkan.
Dari semua hal tersebut, pelajaran yang dapat dipetik ketika berada pada sebuah tim yakni harus saling mendukung.
Saat melakukan pendakian tim, tak perlu sungkan untuk saling mengandalkan, agar terus dapat bergerak maju.
Setiap anggota tim bisa bekerja sama dalam berbagai bentuk, mulai dari memotivasi hingga memberi atau menerima bantuan.
Hal itu mengingatkan pada sambutan Public Relations Executive Eiger, Shulhan Syamsur Rijal, kepada para peserta MJC sebelum berangkat mendaki Gunung Merbabu, Kamis (28/9/2023).
Rijal mengatakan, bukan merupakan hal sulit untuk mulai mengenal kawan-kawan dalam suatu kelompok, untuk menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Hal itu bisa coba dimulai dengan mengerjakan hal-hal kecil bersama-sama.
“Saling memberi semangat apabila ada kawan kita yang tampak lelah dan mulai putus asa. Menumbuhkan kekuatan untuk suatu kelompok, bisa kita mulai dengan melakukan hal-hal kecil,” kata dia.