Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Mengibarkan Merah Putih di Puncak Gunung Merbabu

Kompas.com - 12/10/2023, 16:20 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

 


MAGELANG, KOMPAS.com – Sore hari di Pos 3 Dampo Awang di jalur pendakian Gunung Merbabu via Suwanting, saya membongkar isi ransel untuk mencari jaket dan sarung tangan.

Di lokasi yang berada di ketinggian 2.740 Mdpl itu, suhu telah berubah drastis menjadi lebih dingin.

Jaket tebal dan sarung tangan menjadi penting untuk menjaga tubuh agar tetap hangat.

Saya teringat obrolan dengan Rakhmat Nur Hakim, teman saya, bahwa salah satu yang perlu diwaspadai ketika melakukan pendakian gunung adalah hiportemia.

Baca juga: Cegah Kebakaran Hutan Gunung Merbabu, Pendaki Diminta Tak Buat Api Unggun

Hiportemia merupakan penurunan suhu tubuh secara drastis yang dapat berpotensi berbahaya, ketika berada di lingkungan bersuhu dingin dalam waktu lama.

Tubuh memang sudah menggigil kedinginan saat itu. Hal tersebut diperparah baju dryfit yang saya kenakan belum sepenuhnya kering dari keringat.

Sebenarnya, saya mengharapkan bisa mendaki Gunung Merbabu di jalur yang sama dengan Rakhmat pada Jumat (29/9/2023) lalu.

Dia cukup berpengalaman karena sudah kesekian kalinya mendaki gunung.

Saya sempat khawatir menempuh jalur pendakian yang berbeda dengan Rakhmat, mengingat ini adalah pengalaman pertama saya mendaki gunung.

Saat mendaki kemarin, Rakhmat mendaki via jalur Wekas, sementara saya via Suwanting.

Kami berdua adalah bagian dari rombongan peserta Mountain & Jungle Course (MJC) 2023 yang diselenggarakan oleh Eiger, untuk melakukan ekspedisi mendaki Gunung Merbabu.

Peserta MJC ke-16 kali ini sendiri berjumlah hampir 80 orang dari berbagai pelosok Tanah Air, yang kemudian dibagi menjadi 4 tim.

Masing-masing tim, mendaki Merbabu melalui 4 jalur resmi pendakian.

Selain Suwanting dan Thekelan, dua tim lain mendaki melalui Jalur Wekas dan Selo.

 

Pendakian malam

Peserta MJC 2023 sebelum mendaki Gunung Merbabu.KOMPAS.COM/ROBERTUS BELARMINUS Peserta MJC 2023 sebelum mendaki Gunung Merbabu.

Waktu saat itu telah menunjukan pukul 17.55 WIB. Matahari semakin tenggelam di ufuk barat, pertanda senja segera berganti malam.

Untuk menerangi jalan saat pendakian, para peserta MJC menghidupkan masing-masing headlamp.

Jaket dan sarung tangan sudah menempel di tubuh. Meski hawa dingin masih terasa, ini jauh lebih baik daripada sebelum memakainya.

Satu meter dari posisi saya, berdiri dua tenda tenda kuning yang saling berhadapan. Pendaki di dalam tenda itu sedang sibuk memasak makanan di teras depan tenda mereka.

Mereka berkemah di Pos 3 sebelum melakukan summit. Bagian outer kedua tenda itu saling menyatu, melindungi kegiatan mereka memasak dari hembusan angin yang meniup udara dingin yang menusuk.

Saat itu, terlintas di benak, tentu akan lebih hangatnya jika kami sudah dapat berkeman seperti mereka.

Tapi, rombongan peserta MJC yang mendaki via Suwanting – disebut tim Suwanting - masih harus melanjutkan perjalanan menuju lokasi bernama Puncak Suwanting.

Jaraknya dari Pos 3 kurang lebih 1,1 kilometer lagi. Mungkin terdengar dekat.

Baca juga: Bupati Semarang Heran, Desa di Lereng Merbabu Terdampak Kekeringan

Namun, Puncak Suwanting berada pada ketinggian 3.105 Mdpl.

Treknya konstan menanjak, melewati Sabana 1, Sabana 2 dan Sabana 3.

Butuh waktu kurang lebih 1,5 jam perjalanan untuk sampai di sana. Tantangan kali ini tak hanya soal mendaki saat kondisi gelap, tapi debu di sepanjang jalur pendakian. 

Beberapa anggota tim memakai masker atau buff untuk mengurangi dampak debu bagi pernapasan.

Kerja sama tim

Rizky mengangkat 2 ransel gunung. Salah satu ransel milik peserta yang mengalami cidera.Rizky Syahputro Rizky mengangkat 2 ransel gunung. Salah satu ransel milik peserta yang mengalami cidera.

Sejumlah anggota tim Suwanting sebetulnya ada yang sudah lebih dulu mendaki ke Puncak Suwanting.

Rombongan yang duluan, membangun tenda agar seluruh tim dapat bermalam di sana.

Sebagian rombongan tim Suwanting lain menyusul dari Pos 3. Tim bergerak terpisah karena seorang rekan kami, Ilham, mengalami cidera kaki.

Rizky Syahputro (20), seorang peserta MJC dari Tangsel, Banten, memutuskan membawakan ransel gunung Ilham, sejak pendakian mencapai Lembah Mito.

“Dia (Ilham) sudah lama enggak naik gunung, katanya setahun yang lalu. Pertama daypack-nya saya bawa, tapi jalannya masih lambat kan. Saya lalu menawari carriernya saya yang bawa, akhirnya jalannya lebih lancar,” ujar Rizky.

Rizky merasa terpanggil karena tugasnya sebagai sweeper di tim Suwanting. Seorang sweeper biasanya berada di tengah atau di belakang rombongan pendaki.

Tugas utama sweeper adalah memastikan semua peserta pendakian tetap berada pada posisinya masing-masing atau tidak ada yang tertinggal.

Secara sukarela, Rizky membantu Ilham agar dapat meneruskan pendakian.

Potret kerja sama tim juga terlihat ketika seluruh anggota tiba di Puncak Suwanting.

Ketua Tim Suwanting, Hery dan seorang anggota tim Muh Fitra Hamzah, sudah memasak makanan untuk dibagikan ke sejumlah anggota tim.

Saya juga kebetulan kebagian tugas untuk mencari air untuk tim.

Sebelum mencapai Puncak Suwanting, beberapa dari kami sudah kekurangan air minum termasuk untuk kebutuhan memasak di tenda.

Saya bersama seorang panitia MJC, Kang Eby, akhirnya bisa memperoleh lebih dari 10 liter air dari sebuah sumber, setelah melakukan 1 jam perjalanan pulang pergi.

Masih banyak bentuk kerja sama lain yang dilakukan tim Suwanting, seperti saling meminjamkan alat masak, berbagi makanan ringan atau minuman, hingga memberikan obat P3K untuk sesama tim yang membutuhkan.

Dari semua hal tersebut, pelajaran yang dapat dipetik ketika berada pada sebuah tim yakni harus saling mendukung.

Saat melakukan pendakian tim, tak perlu sungkan untuk saling mengandalkan, agar terus dapat bergerak maju.

Baca juga: Toleransi saat Perayaan Waisak di Lereng Gunung Merbabu, Umat Buddha Dapat Ucapan Selamat dari Seluruh Warga

Setiap anggota tim bisa bekerja sama dalam berbagai bentuk, mulai dari memotivasi hingga memberi atau menerima bantuan.

Hal itu mengingatkan pada sambutan Public Relations Executive Eiger, Shulhan Syamsur Rijal, kepada para peserta MJC sebelum berangkat mendaki Gunung Merbabu, Kamis (28/9/2023).

Rijal mengatakan, bukan merupakan hal sulit untuk mulai mengenal kawan-kawan dalam suatu kelompok, untuk menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Hal itu bisa coba dimulai dengan mengerjakan hal-hal kecil bersama-sama.

“Saling memberi semangat apabila ada kawan kita yang tampak lelah dan mulai putus asa. Menumbuhkan kekuatan untuk suatu kelompok, bisa kita mulai dengan melakukan hal-hal kecil,” kata dia.

 

Merah Putih di Puncak Merbabu

Peserta MJC mengibarkan Merah Putih di Pos V Helipad di Puncak MerbabuDOK EIGER Peserta MJC mengibarkan Merah Putih di Pos V Helipad di Puncak Merbabu

Di luar tenda, suara langkah kaki dan obrolan pendaki lain yang summit dapat terdengar.

Bersamaan dengan itu, Miftah sudah mulai ‘cerewet’ membangunkan anggota tim yang masih pulas tertidur di dalam tenda pada Sabtu (30/9/2023) subuh.

Sambil menahan kantuk dan dingin, tim segera bangun dan mempersiapkan diri untuk menuju Puncak Triangulasi di ketinggian 3.142 Mdpl. Itu adalah titik tertinggi dari Gunung Merbabu.

Dari Pos Suwanting jaraknya sudah cukup dekat, meski treknya tetap menanjak. 

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, seluruh anggota tim Suwanting akhirnya mencapai puncak.

Kalau sebelumnya pelajaran penting dalam pendakian tim adalah saling mendukung dan mengandalkan, hal lain yang bisa dipetik dalam pendakian ini adalah soal perjuangan.

Bahwa, untuk mencapai puncak, jangan mudah untuk menyerah. 

Rasa lelah dan perjuangan menuju puncak akhirnya terbayar dengan pemandangan indah yang disuguhkan dari atas Merbabu.

Pemandangan Gunung Merapi, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Kembang, Gunung Prau, Gunung Andong dan Gunung Telomoyo, pagi itu telah memanjakan mata.

Pemandangan pegunungan dari atas puncak MerbabuKOMPAS.COM/ROBERTUS BELARMINUS Pemandangan pegunungan dari atas puncak Merbabu

Pendaki juga dapat dengan mudah menemukan bunga edelweis yang tumbuh menghiasi puncak Merbabu.

Panorama indah ini tak dilewatkan para peserta MJC dengan mengabadikannya melalui kamera ponsel masing-masing.

Baca juga: Viral Video soal Begal, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu Bakal Tingkatkan Patroli

Tim MJC yang mendaki dari tiga jalur pendakian lain pun akhirnya bertemu dengan tim Suwanting di Puncak Triangulasi.

Sebelum turun, seluruh peserta MJC sempat singgah di Puncak Kentengsono.

Dengan rasa bangga, pendakian ini diakhiri para peserta MJC 2023 dengan mengibarkan Sang Merah Putih raksasa di Pos V Helipad Merbabu.

Semua peserta memberikan sikap hormat saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan.

Seluruh kegiatan ekspedisi ini dapat terselenggara dengan lancar. Kami berangkat dengan semangat, pulang juga dengan selamat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

Regional
Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Regional
Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Regional
Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Regional
Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Regional
4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

Regional
Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Regional
Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com