"Debit air yang biasanya tidak terlalu habis, untuk tahun ini cepat habis," paparnya.
Saat ini pihak kelurahan sudah meminta bantuan air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang. Bantuan tersebut dapat membantu warga untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
"Dengan bantuan air ini memang sangat membantu. Setidaknya warga juga bisa mendapatkan air," imbuh Totok.
Baca juga: Kekeringan di Bukit Menoreh, Warga Bikin Kolam dari Terpal Tampung Bantuan Air Bersih
Selain itu, warga RW 11 Kelurahan Gondoriyo juga sedang mengusulkan agar saluran air PDAM bisa sampai di Perumahan Graha Bringin Mas Utara II.
"Ini kita sedang koordinasi dengan PDAM, sudah ada 100 calon nasabah. Saluran air PDAM bisa jadi salah satu solusi agar warga tak kekurangan air," paparnya.
Ahmad, warga RW 003 Dukuh Kongkong, Wonoplumbon, Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), terpaksa mandi satu hari sekali karena kekurangan air.
Dia mengaku sudah mulai kekurangan air sejak Juli 2023. Saking seringnya, saat ini dia sudah mulai terbiasa mandi satu hari sekali.
"Susah air, padahal sumurnya sudah dua," jelasnya saat ditemui di sumber air Dukuh Kongkong beberapa waktu lalu.
Selama musim kemarau, Ahmad juga pernah tak mendapatkan air selama lima hari. Hal itu membuatnya pusing karena air merupakan kebutuhan pokok baginya.
Baca juga: Banten Tetapkan Status Darurat Kekeringan
"Iya pernah kesulitan air lima hari. Airnya kurang," paparnya.
Menurutnya, ketika datang musim kemarau, air di Dukuh Kongkong memang selalu kurang. Hanya saja, lanjutnya, kemarau tahun ini lebih parah jika dibandingkan tahun sebelumnya.
"Di Kongkong setiap tahun sejak saya kecil sudah kesulitan air. Air bersih kurang mencukupi. Sudah sejak bulan Juli, musim kemarau agak parah sedikit," kata dia.
Terkadang saat sulit mendapatkan air, dia terpaksa mengambil air di belik atau sumber air kecil yang ada di kampungnya.
"Jadi saya harus irit. Kadang ngambil dari belik-belik. Mandi sehari sekali, ditakar untuk satu ember. Untuk minum beli isi ulang," paparnya.
Hal yang sama juga dikatakan Rio warga RW 003 Dukuh Kongkong yang lain. Menurutnya, warga yang tinggal di daerahnya banyak yang mengandalkan air dari pamsimas.
Baca juga: Pemkab Bekasi Salurkan 3,8 Juta Liter Air ke 45 Desa Terdampak Kekeringan
Namun, air yang dari pamsimas hanya mengalir dua hari sekali. Hal itu membuat warga terpaksa berhemat menggunakan air.
"Nyalanya satu hari sekali, sekarang nyala, besoknya nggak nyala. Besoknya nyala lagi," imbuh dia.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro P Martanto mengatakan, saat ini bantuan air bersih tinggal mengandalkan dari pihak swasta dan pemerintah pusat.