Terdapat tiga fungsi utama rumah adat Sasadu, yaitu tempat penyelesaian masalah, tempat pertemuan, dan tempat pelaksanaan upacara adat.
Fungsi rumah adat sasadu tersebut merupakan representasi kekuasaan orang-orang Sahu.
Beberapa kegiatan yang dilakukan di rumah adat Sasadu adalah pelatikan raja, upacara panen, upacara syukuran, upacara perkawinan adat, serta upacara Horam Toma Sasadu.
Secara vertikal, struktur rumah adat Sasadu terbagi menjadi tiga, yaitu bagian atas, tengah, dan bawah yang menggambarkan satu kesatuan.
Struktur bangunan tersebut memiliki makna filosofi, dimana bagian atas mengandung makna ke Tuhan. Setiap makhluk hidup akan menengadah ke langit.
Masyarakat Sahu mempercayaai yang berkuasa di bumi adalah penguasa langit dan bumi atau Tuhan.
Struktur bagian tengah mempunyai makna filosofi berupa kemanusiaan.
Baca juga: Rumah Adat Sasadu, Warisan Budaya Suku Sahu di Halmahera Barat
Sedangkan, struktur bagian bawah bermakna manusia selalu berpijak atas tanah miliknya dan berusaha dengan bijak.
Arti dari struktur bagian bawah adalah bahwa kekuasaan berpijak memanfaatkan alam semesta atau lingkungan hidupnya.
Manusia juga harus bekerja keras mempertahankan hidupnya dengan mengelola pekerjaan dengan asas keadilan.
Hibualamo adalah rumah adat yang berasal dari Halmahera Utara. Rumah adat Hibualamo diperkirakan telah ada sejak 600 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1400-an.
Hibualamo berasal dari kata Hibua yang berarti rumah dan Lamo yang berarti besar.
Sementara suku bangsa yang bermukim di Halmahera Uta menyebutnya dengan Halu yang berarti ditinggikan.
Suku lain menyebut dengan Bangsaha yang berasal dari kata Bangi Ma Soha yang berarti dasar bangunan.
Kata Hibualamo diperkirakan mendapat pegaruh dari Kesultanan Ternate sehingga nama rumah adat tersebut Hibualamo.