Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Muak Laku (Istri) Polisi

Kompas.com - 11/09/2023, 11:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Warga biasa yang sakit keras sering kesulitan saat dibawa dalam kendaraan menuju rumah sakit. Tanpa mendapat pengawalan, tapi mengunakan relawan yang bisa membelah kemacetan jalan raya.

Bukan rahasia umum, jasa pengawalan polisi dengan mobil patroli lengkap dengan bunyi “toeng-toeng” bisa dipesan orang berduit.

Penggunaan mobil patroli yang ditampilkan di video unggahan Luluk semakin memperlihatkan kendaraan yang dibeli dari pajak rakyat, ternyata bisa disalahgunakan oleh istri seorang polisi berpangkap Bripka.

Saya masih teringat saat masih bocah tahun 1970-an, mendiang ibu saya begitu aktif di Persit atau Persatuan Istri Tentara di Malang, Jawa Timur.

Selain belajar tentang praktik kerumahtanggaan seperti membuat kue dan aneka masakan, ibu saya kerap berkumpul bersama istri tentara yang lain untuk membantu warga tidak mampu atau menjenguk istri tentara yang suaminya gugur dalam menjalankan operasi.

Kasus Luluk mengingatkan saya tentang keberadaan Persatuan Istri-Istri Personel Polri yang tergabung dalam Bhayangkari.

Alih-alih aktif memamerkan kegiatan sosial Bhayangkari Polres Probolinggo yang inspiring, Luluk malah mempermalukan profesi luhur suaminya sebagai anggota Korps Kepolisan RI.

Langkah Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana yang langsung mencopot jabatan Bripka Muhammad Nuril Huda sebagai Kanit Binmas Polsek Tiris adalah langkah tepat sembari menunggu proses sidang kode etik maupun disiplin digelar Propam.

Kasus-kasus seperti Luluk yang dibiarkan suaminya di jajaran Polri akan terus terjadi jika treatment yang diberikan atasannya tidak tepat.

Permintaan maaf sembari menangis dan berjanji di atas kertas bermaterai Rp 10.000 serta diunggah di media sosial, tidak mudah begitu saja menghapus trauma korban perundungan.

Akan lebih tepat jika Mabes Polri menempatkan Bripka Muhammad Nuril Huda kepada penugasan baru di tempat-tempat yang “menantang” sekaligus tour of duty.

Cerita heroik dan pahlawan kemanusian dari Polres Madiun, Jawa Timur sebaiknya bisa dijadikan contoh oleh Bripka Muhammad Nuril Huda dan istrinya.

Semasa hidupnya, Kanit Reskrim Polsek Wungu, Iptu Rochmat Tri Marwoto bahu membahu bersama istrinya “menghidupi” 92 anak yatim, terlantar dan mantan pecandu narkoba.

Entah berapa kilogram beras setiap hari dimasak istrinya untuk memberi makan puluhan anak yang membutuhkan bantuan itu.

Dengan gaji yang pas-pasan dan rumah tidak semewah milik Bripka Muhammad Nuril Huda, Rochmat dan istri masih harus berjibaku membiayai uang sekolah hingga kuliah dari anak-anak asuhnya tersebut.

Membuka warung kecil-kecilan dan berkebun adalah kiat Iptu Rochmat Tri Marwoto untuk memuliakan anak-anak yatim.

Istrinya tidak pernah membuat postingan jumawa di media sosial tentang perilaku baik mereka agar diketahui dan mendapat “like” dari netizen.

Aaah.... andaikan saja Gus Dur masih ada, tentu kosakata tentang polisi baik pasti akan bertambah. Tidak hanya polisi tidur, polisi patung dan polisi Hoegeng tetapi juga polisi Rochmat Tri Marwoto.

"Kalau anak-anak mau sekolah sampai perguruan tinggi, ya saya siap tanggung biayanya. Dari mereka, kini ada yang sudah jadi polisi, guru, hingga pegawai bank," – Rochmat Tri Marwoto, mendiang polisi berpangkat Iptu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com