Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Adik Bupati Muratara Mengaku Naik Pitam Usai Saudaranya Dipukuli dan Dijambak

Kompas.com - 09/09/2023, 15:54 WIB
Aji YK Putra,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com- Dua bersaudara yang membunuh Muhammad Abadi, adik kandung Bupati Muratara Devi Suhartono masih menjalani pemeriksaan di ruang Direktorat Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Selatan.

Dua pelaku tersebut ialah kakak beradik Ariyansyah (35) dan Arwan (30).

Baca juga: Adik Bupati Muratara Dibunuh karena Pelaku Sakit Hati Diusir Korban Saat Rapat

Aduan adik

Ariyanysah mengaku, peristiwa itu bermula ketika dia sedang berada di rumah. Tiba-tiba adik Ariyansyah yang bernama Arwan pulang.

Arwan mengaku telah dipukuli dan dijambak oleh kelompok korban, Muhammad Abadi.

“Saya langsung emosi dan mengajak adik saya ke sana lagi. Maksudnya ingin menanyakan alasan adik saya dikeroyok kenapa,” kata Anwar di Polda Sumsel, Jumat (8/9/2023).

Baca juga: Adiknya Tewas Dibunuh, Bupati Muratara Serahkan Kasus ke Polisi

Datangi korban

Dengan menggunakan mobil, keduanya datang ke lokasi dengan membawa parang. Saat tiba di lokasi, Ariansyah turun lebih dulu dan bertemu dengan korban Deki.

“Saya turun dari mobil sedangkan Arwan saya suruh untuk menunggu di dalam mobil. Saat itu saya memanggil Deki (korban). Tapi Deki saat itu keluar sambil bawa kursi mengejar saya lalu saya pun mundur lari ke mobil langsung ambil parang,” ujarnya.

Parang yang dibawa oleh Ariansyah itu langsung digunakan untuk menyerang Deki hingga korban mengalami luka parah di lengan. Kurang puas, dua saudara ini kemudian menemui Abadi dan menyerang korban hingga tewas dengan kondisi mengenaskan.

“Kami kabur setelah itu,” ujarnya.

Tersinggung

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Kombes Pol M. Anwar Reksowidjojo menjelaskan mengenai adanya pertemuan tertutup di rumah warga yang membahas bisnis yang ada di Desa Belani.

Namun, tersangka Arwan saat kejadian tiba-tiba masuk sehingga diusir oleh korban Abadi.

Anwar tidak menjelaskan secara detail bisnis apa yang saat itu sedang dibahas oleh korban sehingga menggelar pertemuan tertutup.

“Kita tidak terlalu jauh mengarah ke sana, karena yang paling utama dalam konstruksi kasus pembunuhan adalah motifnya. Hasil pemeriksaan tersangka ini tersinggung karena diusir,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com