BANGKA, KOMPAS.com-Kendaraan hingga bangunan gudang milik perusahaan sawit di Membalong, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung ludes terbakar saat aksi unjuk rasa masyarakat.
Aksi spontanitas yang berakhir anarkistis di lahan itu awalnya hanya penyampaian aspirasi biasa terkait sengketa lahan perkebunan.
Kepolisian membantah telah kecolongan dalam memprediksi gelombang aksi massa.
"Sudah ada petugas keamanan di sana, tapi jumlah massa ternyata lebih banyak," kata Direktur Kriminal Umum Polda Bangka Belitung, Kombes I Nyoman Merthadana di Mapolda, Sabtu (26/8/2023).
Baca juga: 11 Pelaku Perusakan Aset Perusahaan Sawit di Belitung Ditahan 20 Hari Pertama, Kerugian Rp 2 Miliar
Nyoman mengungkapkan, saat aksi massa menjadi tidak terkendali pada Rabu (16/8/2023) itu, petugas memprioritaskan pengamanan jiwa manusia.
Ketika itu ada karyawan perkebunan yang juga harus diselamatkan saat massa semakin membeludak.
Markas Polda Bangka Belitung sendiri langsung mengirimkan sekitar 300 personel dari Pangkalpinang ke Belitung untuk melipatgandakan pengamanan.
Tim yang dikirimkan itu berasal dari kesatuan Brimob, Samapta dan Direktorat Kriminal Umum.
"Dalam kejadian itu juga ada penganiayaan terhadap karyawan perkebunan," ujar Nyoman.
Baca juga: Update Pembakaran Aset Perusahaan Sawit di Belitung, 11 Orang Ditangkap
Selain kasus penganiayaan, polisi juga mendalami perusakan dan pembakaran aset milik perusahaan perkebunan kelapa sawit itu.
Kendaraan yang dibakar terdiri dari satu unit dumtruck dan satu unit mobil damkar perusahaan. Kemudian bangunan gedung juga dibakar dan gedung perkantoran diacak-acak.
Sebanyak 11 tersangka terkait kejadian itu telah ditahan di Mapolda Bangka Belitung.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.