Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Penganiayaan Kades di Flores Timur Tolak Berdamai, Proses Hukum Berlanjut

Kompas.com - 25/08/2023, 17:07 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Krisiandi

Tim Redaksi

FLORES TIMUR, KOMPAS.com - YBK (24) korban penganiayaan di Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menegaskan bahwa proses hukum tetap berlanjut.

Kasus penganiayaan ini terjadi, Kamis (17/8/2023). Korban kemudian melaporkan lima terduga pelaku, termasuk Kepala Desa Waibao, Hironimus Raga Aran.

YBK menuturkan, Kades Hironimus dan beberapa staf desa sempat mendatangi rumahnya pada Kamis (24/8/2023), untuk menyampaikan permintaan maaf.

Baca juga: Aniaya Warganya, Kades di Flores Timur Sebut Korban Meresahkan Masyarakat

Dia dan keluarga menyambut baik kedatangan mereka. Namun YBK mengatakan bahwa kasus tersebut tetap diproses secara hukum.

"Saya mau hukum yang adil. Karena itu mau tetap diproses," ujar YBK saat dihubungi, Jumat (25/8/2023).

YBK mengaku sangat kecewa ketika mengingat kembali peristiwa penganiayaan yang dialaminya.

Terlebih ibunya, Sisilia Motok Nitit (65 yang menyaksikan peristiwa itu meneteskan air mata.


Sisilia berkali-kali meminta mereka untuk tidak menganiaya putranya, namun tidak diindahkan.

"Mereka pukul dan injak saya. Mama saya sempat tahan tetapi mereka tetap pukul. Untungnya ada pak Babinsa sehingga saat itu sedikit aman," tuturnya.

YBK menambahkan ia bersama ibunya telah dipanggil penyidik Kepolisian Resor (Polres) Flores Timur untuk dimintai keterangan.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Flores Timur Iptu Anwar mengatakan, penyidik akan mengagendakan pemanggilan kepala desa dan beberapa terduga pelaku pekan depan.

Baca juga: Kasus Kepala Desa Aniaya Warga di Flores Timur, Polisi Periksa Korban dan Ibunya

"Kemungkinan pekan depan Kades Waibao dan beberapa terduga pelaku kita panggil untuk diperiksa," ujar Sanusi.

Sebelumnya, Kades Waibao Heribertus mengeklaim apa yang mereka lakukan terhadap korban bentuk pembinaan fisik, bukan penganiayaan.

Apalagi penganiayaan itu berawal ketika korban mengubungi salah seorang kepala dusun dan mengancam akan mematahkan rahangnya.

Oleh sebab itu, demi menjaga marwah pemerintah desa, ia bersama beberapa staf datang menemui korban untuk memberikan pembinaan.

Baca juga: Polisi Tetapkan 8 Tersangka Kasus Pengeroyokan Pemuda hingga Tewas di Flores Timur

"Kami pukul ada dasar, kami tidak melakukan penganiyaan tapi bentuk pembinaan secara fisik. Karena secara teguran secara lisan kami sudah lakukan beberapa kali, bukan baru satu kali," ujarnya.

Sementara itu Kasat Reskrim Polres Flores Timur, Iptu Lasarus M.A La'a, orose hukum tersebut tetap berjalan, meski ada upaya damai.

"Proses hukum tetap jalan. Setelah saksi tambahan, kita panggil kepala desa dan kawan-kawan sebagai terlapor," ujarnya.

Kasus penganiayaan ini terjadi, Kamis (17/8/2023). Akibatnya, YBK terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka lebam di bagian dahi, bibir, hidung dan telinga usai dianiaya sekelompok orang.

Kasus ini kemudian dilaporkan ke Polres Flores Timur dengan laporan polisi momor LP/B/287/VIII/2023/SPKT/POLRES FLOTIM/POLDA NTT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bus 'Study Tour' Terperosok ke Jurang di Lampung, 6 Orang Luka Berat

Bus "Study Tour" Terperosok ke Jurang di Lampung, 6 Orang Luka Berat

Regional
Polisi Buru Wanita Penculik Balita di Bima NTB

Polisi Buru Wanita Penculik Balita di Bima NTB

Regional
Sindikat Curanmor di Brebes Dibongkar, 2 Tersangka Diamankan, 12 Motor Dikembalikan

Sindikat Curanmor di Brebes Dibongkar, 2 Tersangka Diamankan, 12 Motor Dikembalikan

Regional
Makam Mahasiswi Kedokteran di Purbalingga Dirusak OTK, Diduga Jasad Hendak Dicuri

Makam Mahasiswi Kedokteran di Purbalingga Dirusak OTK, Diduga Jasad Hendak Dicuri

Regional
Jalan Padang-Pekanbaru yang Putus di Lembah Anai Diperkirakan Buka 21 Juli 2024

Jalan Padang-Pekanbaru yang Putus di Lembah Anai Diperkirakan Buka 21 Juli 2024

Regional
6 Orang Daftar Pilkada di PDI-P Kota Magelang, Berikut Identitasnya

6 Orang Daftar Pilkada di PDI-P Kota Magelang, Berikut Identitasnya

Regional
Kronologi Anak Diduga Depresi Bunuh Ibu di Morowali, Pelaku Teriak Histeris Saat Diamankan

Kronologi Anak Diduga Depresi Bunuh Ibu di Morowali, Pelaku Teriak Histeris Saat Diamankan

Regional
Sumur Warga Mulai Kering, Wali Kota Semarang Minta Warga Irit Air

Sumur Warga Mulai Kering, Wali Kota Semarang Minta Warga Irit Air

Regional
Menyoal Kasus Kematian Vina Cirebon 8 Tahun Lalu, dari Salah Tangkap hingga Teka-teki Orang Tua Buronan

Menyoal Kasus Kematian Vina Cirebon 8 Tahun Lalu, dari Salah Tangkap hingga Teka-teki Orang Tua Buronan

Regional
Ayah Perkosa Anak karena Istri Jadi TKW Kembali Terjadi di Mataram NTB

Ayah Perkosa Anak karena Istri Jadi TKW Kembali Terjadi di Mataram NTB

Regional
Aniaya dan Ancam Jual Istri, Pria di Kubu Raya Ini Ditangkap

Aniaya dan Ancam Jual Istri, Pria di Kubu Raya Ini Ditangkap

Regional
Tak Ada Kabar sejak Minggu, Warga Lampung Ditemukan Tewas di Gorong-gorong Ungaran

Tak Ada Kabar sejak Minggu, Warga Lampung Ditemukan Tewas di Gorong-gorong Ungaran

Regional
Petani di Daerah Lumbung Beras Sulsel Mulai Menggunakan Drone untuk Basmi Hama di Sawah

Petani di Daerah Lumbung Beras Sulsel Mulai Menggunakan Drone untuk Basmi Hama di Sawah

Regional
Soal 'Study Tour', ASITA Solo Sarankan Gunakan Armada Layak dan Biro Perjalanan Tersertifikasi

Soal "Study Tour", ASITA Solo Sarankan Gunakan Armada Layak dan Biro Perjalanan Tersertifikasi

Regional
Situs Web Pemkot Unggah Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Kominfo: Kena Retas

Situs Web Pemkot Unggah Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Kominfo: Kena Retas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com