Didirikannya Museum Timah Indonesia (MTI) Muntok tidak terlepas dari upaya konservasi oleh PT Timah Tbk setelah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2012.
Bekas bangunan kantor pusat BTW ini kini menyimpan 176 koleksi dalam bentuk alat tambang timah berusia lebih dari satu abad, balok-balok timah, alat cetak timah, miniatur kapal keruk pasir timah, serta replika prasasti Kota Kapur.
Terdapat sembilan galeri di lantai satu museum, yang diantaranya menampilkan sejarah dan informasi tentang Kota Muntok mulai dari era kerajaan, saat dikuasai Belanda hingga menjadi bagian dari Indonesia.
Seperti diungkap di awal, Muntok menyimpan jejak sejarah pengasingan Bung Karno oleh Belanda pasca proklamasi kemerdekaan yang berlokasi di Pesanggrahan Muntok.
Pesanggrahan Muntok dibangun tahun 1927 oleh Banka Tin Winning (BTW)sebagai sebagai tempat peristirahatan karyawan.
Sebelum menempati Pesanggrahan Muntok, Bung Karno sempat diasingkan di Pesanggrahan Menumbing. Namun karena udara yang dingin, Bung Karno minta untuk dipindahkan.
Pesanggrahan Muntok yang kini bernama Wisma Ranggam adalah lokasi yang digunakan sebagai tempat pengasingan Bung Karno, Haji Agus Salim, Mr. Moch. Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo.
Bung Karno dan Haji Agus Salim dibawa dan ditempatkan di Pesanggrahan Muntok pada tanggal 6 Februari 1949. Dua tokoh lainnya, yaitu Mr. Moch. Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo kemudian menyusul di bawa ke pesanggrahan tersebut untuk turut diasingkan.
Tokoh-tokoh tersebut menempati empat buah kamar, yaitu Kamar 12 sebagai kamar Ir. Soekarno, kamar 11 sebagai kamar H. Agus Salim, kamar 12-A sebagai kamar Mr. Moch. Roem, dan kamar 1 sebagai kamar Mr. Ali Sastroamidjojo.
Sebelumnya diasingkan di Muntok, Bung Karno terlebih dahulu diasingkan ke Berastagi dan Parapat, kemudian dipindahkan ke Kota Muntok baru tanggal 6 Februari 1949.
Ssementara Mohammad Hatta atau Bung Hatta sudah lebih dulu diasingkan di Kota Muntok dari tanggal 22 Desember 1948.
Saat diasingkan di Kota Muntok, Bung Hatta menempati Pesanggrahan Menumbing yang lokasinya jauh dari keramaian.
Kue Pelite adalah kue tradisional yang terbuat tepung beras, santan dan gula serta dikemas dalam wadah mungil dari daun pandan.
Kue basah ini menjadi makanan kegemaran masyarakat yang juga banyak dicari oleh wisatawan.
Saat Bung Karno diasingkan di Kota Muntok, kue ini menjadi salah satu kudapan kesukaan Bung Karno.
Sumber:
indonesia.go.id
indonesia.go.id
babelprov.go.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.