Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu

Kompas.com - 24/01/2023, 18:14 WIB
Firmansyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thohir melakukan napak tilas di rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Selasa (24/1/2023).

Dalam kunjungannya, dia menyempatkan diri menggelar shalat di rumah bersejarah itu.

Awalnya Erick Thohir ditemani Gunernur Bengkulu, Rohidin Mersyah melihat-lihat ke dalam rumah. Erick terlihat takjub melihat koleksi buku, pakaian teater, dan sepeda Bung Karno yang terawat.

Baca juga: Erick Thohir: Terlalu Lama Sumber Daya Alam Indonesia Dipakai Pembangunan Ekonomi Bangsa Lain

Puas mengeliligi rumah Bung Karno saat diasingkan, Erick Thohir ke belakang rumah di mana terdapat sumur tua yang digunakan Bung Karno saat diasingkan.

Erick Thohir menyempatkan diri berwudhu di sumur tersebut. Usai berwudhu dari air sumur tua itu, Erick Thohir masuk kembali ke dalam rumah lalu mendirikan shalat.

"Shalat merupakan bentuk merendahkan diri kita pada Tuhan. Kita selaku pejabat publik sama dengan pak gubernur tugasnya bekerja, mengabdi untuk masyarakat," jelas Erick.

Usai melaksanakan shalat menteri BUMN menyampaikan pidato di hadapan ratusan masyarakat Bengkulu.

Menteri BUMN Erick Thohir dalam orasinya di Bengkulu menegaskan sudah terlalu lama sumberdaya alam Indonesia dipakai, dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi bangsa lain.

Pidato Erick Thohir tersebut disampaikan di hadapan ratusan masyarakat Bengkulu dalam agenda Napak Tilas Rumah Pengasingan Bung Karno di Lapangan Parkir Rumah Pengasingan Bung Karno di Kota Bengkulu, Selasa (24/1/2023).

Sebelumnya Erick Thohir membuka orasinya dengan keberhasilan perjuangan bangsa merebut kemerdekaan. Lalu ia bertanya apakah kemerdekaan itu cukup.

Menteri BUMN Berwudu dan salat di rumah Bung Karno di Bengkulu, Selasa (24/1/2023).KOMPAS.COM/FIRMANSYAH Menteri BUMN Berwudu dan salat di rumah Bung Karno di Bengkulu, Selasa (24/1/2023).

"Merdeka kita harus berdaulat. Sudah terlalu lama sumberdaya alam kita diambil, dipakai, untuk pembangunan ekonomi dan lapangan pekerjaan bangsa lain," ucapnya.

Ia melanjutkan, sudah terlalu lama pula market Indonesia yang besar dibangun untuk bangsa dan ekonomi lain. Karena itu pemerintah memberanikan diri agar sumberdaya alam dihilirisasi di Indonesia.

"Sumberdaya alam harus dihilirisasi di Indonesia sebagai pembuka lapangan pekerjaan dan ekonomi. Kita lihat hasilnya saat ini pertumbuhan ekonomi mencapai 5 persen," tegasnya.

Baca juga: Doa Sri Mulyani hingga Erick Thohir untuk Megawati yang Ultah ke-76

Erick Thohir juga menjelaskan pemerintah terus membangun ekonomi kerakyatan. Ia juga membanggakan program Permodalan Nasional Madani (PNM) Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).

Sedikitnya, ada 13,7 juta ibu-ibu yang bergabung dalam program Mekaar dengan total pembiayaan hingga Rp 46,7 triliun pada 2021. Kementerian BUMN akan terus mendorong jumlah peserta menjadi 14,9 juta di seluruh Indonesia. Erick bercita-cita jumlah nasabah Mekaar bisa terus meningkat hingga 20 juta orang.

"Ini program nyata pemerintah tidak hanya mendukung pengusaha besar saja namun mendukung usaha kecil berupa bantuan modal Rp 4 juta untuk masyarakat kecil. Kita pastikan keberpihakan ini terus berlanjuy," ujar Erick.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

Regional
Aniaya 2 'Debt Collector', Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Aniaya 2 "Debt Collector", Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Regional
Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Regional
Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Regional
Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com