Salin Artikel

6 Fakta dan Sejarah Muntok, Salah Satu Lokasi Pengasingan Bung Karno

KOMPAS.com - Kota Muntok atau Mentok yang merupakan ibu kota Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyimpan sejarah perjuangan Ir. Soekarno (Bung Karno) pasca proklamasi kemerdekaan .

Dilansir dari laman Indonesia.go.id, Bung Karno sempat diasingkan di Muntok oleh Belanda pada 6 Februari 1949 sampai dengan 9 Juli 1949.

Tak hanya Bung Karno, tapi Haji Agus Salim, Mr. Moch. Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo juga turut diasingkan di kota ini.

Dari Muntok, para tokoh bangsa ini tetap sibuk berjuang dengan menggunakan jalur diplomasi.

Sebagai sebuah kota bersejarah, Muntok memiliki berbagai fakta menarik yang dapat disimak.

1. Hadiah Sultan Mahmud Badaruddin I untuk sang istri

Kota Muntok atau Mentok didirikan Sultan Mahmud Badaruddin I, pemimpin keempat dari Kesultanan Palembang Darussalam pada 1722.

Menariknya, menjadikan kota yang terletak di tepi pantai ini sebagai hadiah pernikahan untuk sang istri yang bernama Mas Ayu Ratu Zamnah, perempuan keturunan Tionghoa dari Johor-Siantan.

Semula kota ini diberi bernama Mentok, namun pelafalannya berubah menjadi Muntok lantaran dianggap lebih mudah diucapkan oleh bangsa asing.

2. Merupakan daerah penghasil timah

Sejak dulu wilayah Muntok dikenal sebagai salah satu penghasil timah yang sempat membuatnya menjadi incaran para penjajah.

Di masa lalu, perdagangan timah secara resmi mulai dilakukan di Muntok pada 1730,

Saat itu perdagangan timah dilakukan antara Persekutuan Dagang Hindia Timur Belanda (VOC) dan Kesultanan Palembang.

Kala itu, VOC melakukan usaha monopoli dagang dengan meminta kepada Sultan Palembang agar timah produksi Muntok hanya diperdagangkan kepada pihak mereka.

Sejak saat itulah dimulai eksplorasi timah dalam skala besar yang membuat Kesultanan Palembang dikenal sebagai kerajaan terkaya di kawasan Semenanjung Malaka dan Sumatra.

Hak pengelolaan timah di Muntok sempat beralih kepada Kolonial Inggris pada 1811 atau tepat tiga tahun sebelum Traktat London I, yang membuat Inggris kembali menyerahkan Muntok kepada Belanda.

Pada 1819, Kolonial Belanda membentuk perusahaan pengelolaan timah yaitu Banka Tin Winning Bedrijf (BTW) yang menjadi cikal bakal PT Timah Tbk saat ini.

3. Memiliki museum timah pertama di Asia

Didirikannya Museum Timah Indonesia (MTI) Muntok tidak terlepas dari upaya konservasi oleh PT Timah Tbk setelah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2012.

Bekas bangunan kantor pusat BTW ini kini menyimpan 176 koleksi dalam bentuk alat tambang timah berusia lebih dari satu abad, balok-balok timah, alat cetak timah, miniatur kapal keruk pasir timah, serta replika prasasti Kota Kapur.

Terdapat sembilan galeri di lantai satu museum, yang diantaranya menampilkan sejarah dan informasi tentang Kota Muntok mulai dari era kerajaan, saat dikuasai Belanda hingga menjadi bagian dari Indonesia.

4. Wisma Ranggam, lokasi pengasingan Bung Karno

Seperti diungkap di awal, Muntok menyimpan jejak sejarah pengasingan Bung Karno oleh Belanda pasca proklamasi kemerdekaan yang berlokasi di Pesanggrahan Muntok.

Pesanggrahan Muntok dibangun tahun 1927 oleh Banka Tin Winning (BTW)sebagai sebagai tempat peristirahatan karyawan.

Sebelum menempati Pesanggrahan Muntok, Bung Karno sempat diasingkan di Pesanggrahan Menumbing. Namun karena udara yang dingin, Bung Karno minta untuk dipindahkan.

Pesanggrahan Muntok yang kini bernama Wisma Ranggam adalah lokasi yang digunakan sebagai tempat pengasingan Bung Karno, Haji Agus Salim, Mr. Moch. Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo.

Bung Karno dan Haji Agus Salim dibawa dan ditempatkan di Pesanggrahan Muntok pada tanggal 6 Februari 1949. Dua tokoh lainnya, yaitu Mr. Moch. Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo kemudian menyusul di bawa ke pesanggrahan tersebut untuk turut diasingkan.

Tokoh-tokoh tersebut menempati empat buah kamar, yaitu Kamar 12 sebagai kamar Ir. Soekarno, kamar 11 sebagai kamar H. Agus Salim, kamar 12-A sebagai kamar Mr. Moch. Roem, dan kamar 1 sebagai kamar Mr. Ali Sastroamidjojo.

5. Bung Hatta juga pernah diasingkan di Muntok

Sebelumnya diasingkan di Muntok, Bung Karno terlebih dahulu diasingkan ke Berastagi dan Parapat, kemudian dipindahkan ke Kota Muntok baru tanggal 6 Februari 1949.

Ssementara Mohammad Hatta atau Bung Hatta sudah lebih dulu diasingkan di Kota Muntok dari tanggal 22 Desember 1948.

Saat diasingkan di Kota Muntok, Bung Hatta menempati Pesanggrahan Menumbing yang lokasinya jauh dari keramaian.

6. Kue Pelite, kudapan Bung Karno

Kue Pelite adalah kue tradisional yang terbuat tepung beras, santan dan gula serta dikemas dalam wadah mungil dari daun pandan.

Kue basah ini menjadi makanan kegemaran masyarakat yang juga banyak dicari oleh wisatawan.

Saat Bung Karno diasingkan di Kota Muntok, kue ini menjadi salah satu kudapan kesukaan Bung Karno.

Sumber:
indonesia.go.id   
indonesia.go.id   
babelprov.go.id    
kebudayaan.kemdikbud.go.id    

https://regional.kompas.com/read/2023/08/20/211729178/6-fakta-dan-sejarah-muntok-salah-satu-lokasi-pengasingan-bung-karno

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke