Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Ruang Kelas, Siswa MTs di Majene Belajar di Tenda dan Mushala

Kompas.com - 10/08/2023, 14:45 WIB
Himawan,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MAJENE, KOMPAS.com - Puluhan siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Qalam, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat terpaksa belajar di dalam tenda dan mushala. Hal ini terpaksa mereka lakukan karena ruang kelas di sekolahnya tak mencukupi.

Proses pembelajaran di sekolah yang terletak di Jalan Labora, Kelurahan Baru, Kecamatan Banggae ini sudah berlangsung sejak tahun ajaran baru.

Siswa kelas 9A yang menggunakan mushala saat belajar. Mereka duduk melantai saat mengikuti pelajaran. Siswa kelas 7C menempati tenda yang terbuat dari tiang bambu dan beratap terpal saat mengikuti pelajaran.

Baca juga: Murid SMPN 12 Tangsel Belajar di Kelas Sambil Lesehan, Sekolah Akui Melebihi Kapasitas, tetapi Dibantah Disdik

Andini, salah satu siswi kelas 9A yang belajar di dalam mushala mengaku bersyukur masih bisa mendapatkan pelajaran di sekolahnya.

Andini tak mempermasalahkan lelahnya duduk melantai selama berjam-jam karena dia masih mampu menyerap ilmu dari sekolah. Meski fasilitas sekolah terbatas, tapi Andini memiliki guru yang baik dalam menuntun ilmu.

"Asal ada tempat sudah senang. Karena tidak cukup kelas daripada tidak belajar," kata Andini saat diwawancara di halaman sekolahnya, Kamis (10/8/2023) pagi.

Senada dengan Andini, Rustan siswa kelas 9A juga sudah belajar di mushala sejak duduk di kelas 9 karena tidak memiliki ruangan kelas.

Memiliki teman-teman yang juga belajar di mushala membuat Rustan sudah tak memikirkan lagi letihnya duduk melantai saat mengikuti pembelajaran.

"Sudah lama duduk melantai. Tapi tidak terasa capeknya," kata Rustan.

Baca juga: SMPN 12 Tangerang Selatan Akui Siswanya Sempat Belajar di Lantai akibat Overload

Kepala sekolah MTs Al Qalam, Umar, mengatakan bahwa kondisi pembelajaran dengan menggunakan tenda sudah dialami di tahun ketiga berdirinya Madrasah ini.

Pada saat baru berdiri, mereka numpang di salah satu sekolah yang lokasinya tidak jauh dari lokasi MTs Al Qalam mengingat saat itu siswa di tahun pertama hanya 15 siswa.

Namun tiap tahun siswa yang mendaftar di sekolah ini terus bertambah. Kementrian Agama kemudian memberikan bantuan berupa satu bangunan untuk dijadikan ruang kelas yang digunakan siswa.

Namun bangunan ini sudah rusak saat gempa besar di tahun 2021 terjadi. "Bangunan pertama ini sudah rusak waktu gempa, jadi agak sudah tidak layak juga," kata Umar saat ditemui di MTs Al Qalam, Kamis (10/8/2023).

Umar mengatakan bahwa dana bantuan dari Kemenag, pihak yayasan, dan bantuan gotong royong hanya mampu membangun 6 ruang kelas serta satu ruangan kantor.

Saat tahun ajaran baru tiba, siswa yang mendaftar membludak. Bangunan ruang kelas yang hanya berjumlah 6 ruangan tak mampu menampung seluruh siswa yang berjumlah 210 siswa.

Baca juga: Imbas Kelebihan Murid sampai Harus Belajar Lesehan, Jam Belajar di SMPN 12 Tangsel Kini Dibagi Dua

Para guru kemudian berinisiatif untuk membangun kelas mini dengan menggunakan bambu yang diatapi terpal. Umar sendiri menyebut kelas darurat ini sebagai kelas mini.

Siswa kelas 7C menempati tenda ini untuk belajar. Sementara kelas 9A menggunakan mushala yang belum sempurna untuk belajar.

"Jadi ada dua kelas. Kalau kelas 7C ada 25 siswa, kelas 9A yang di mushala ada 26 siswa," ujar Umar.

Tenda dari bambu beratapkan terpal yang dijadikan kelas kata Umar dibangun oleh para guru dengan menggunakan bambu yang disumbangkan warga setempat.

Umar pun bersyukur bisa membuat siswa tetap belajar dengan tenda meski saat hujan terjadi, percikan airnya masuk ke dalam tenda ini.

"Karena dana juga terbatas jadi kita ambil kerelaan guru untuk (bangun). Biasanya saat jam kedua atau hari Minggu (bikin bangunan). Jadi memang semangat gotong royongnya itu sudah dari dulu," tandas Umar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com