Dalam video tersebut, anak sulung mengaku melihat ibunya, IS, dianiaya sang ayah, RP, hingga tewas pada tahun 2015.
Usai menganiaya mantan istri, RP kemudian kabur meninggalkan dua anaknya yang kini diasuh sang nenek, Sulastri.
Tujuh tahun berlalu, RP belum juga ditangkap.
Hingga akhirnya dua anak asal Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah, meminta bantuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menangkap ayahnya.
"Tragedinya pada tahun 2015, di depan saya sendiri, saya pas itu masih kecil. Saya minta pertolongan kepada bapak Jokowi untuk menangkap bapak saya," kata anak pertama berinisial T (10) dalam video yang viral tersebut.
Baca selengkapnya: Usai Video Viral, Polisi "Kabulkan" Permintaan 2 Bocah di Lampung untuk Tangkap Ayahnya yang Bunuh Sang Ibu
Selain mengaku sebagai Marinir TNI AL, UH, warga sipil asal Serang, Banten, yang ditangkap petugas Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten, juga diduga mengaku sebagai tenaga kesehatan ke masyarakat.
Dugaan itu diperkuat saat petugas Lanal Banten menemukan alat kesehatan dan obat-obatan saat menangkap UH di Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Rabu (26/7/2023) dini hari.
Obat yang diamankan yakni 35 keping pil mirasic, 24 keping pil mirasic forte, 23 keping pil grafadon, dan 18 keping pil dexanta.
Kemudian, 5 keping pil licokalk, 5 keping pil degista, dan 2 buah alat ukur tekanan darah.
"Ini baru dugaan awal karena ada obat-obatan dengan jumlah banyak dan ada alat tensi juga," ujar Komandan Lanal Banten Letkol Laut (P) Dedi Komarudin kepada wartawan, Rabu.
Lanal Banten akan menyerahkan UH ke Polresta Serang Kota untuk proses hukum lebih lanjut.
Baca selengkapnya: Selain 10 Tahun Jadi Marinir Gadungan, Pria di Banten Juga Mengaku Petugas Kesehatan
Kepala Basarnas Cilacap Adah Sudarsa mengatakan, ada beberapa kendala yang dihadapi tim SAR sehingga belum dapat menjangkau lokasi para pekerja diduga terjebak.