Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Eto Kwuta
Penulis Lepas

Penulis Buku Tungku Haram dan Bao

Agrowisata: Gairah Baru Ekonomi

Kompas.com - 26/07/2023, 14:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ketika semakin banyak manusia datang, maka kota memberikan ruang ‘rahmat’ yang luar biasa untuk semua orang.

Bisa dikatakan, Keuskupan Maumere menjadi dasar, model, penggerak, contoh, dan pendorong keberlanjutan ekonomi. KUM memberikan banyak rahmat bagi semua orang.

Hemat Penulis, kolaborasi KUM dan PT AMI akan memacu geliat pariwisata berbasis pertanian menjadi ujung tombak pembangunan ekonomi masyarakat di Flores.

Hal ini tidak sekadar membangun karena manusia yang datang dari desa adalah orang-orang yang minim angka, bahasa, simbol, dan ilmu pengetahuan. Untuk itu, ada beberapa poin yang bisa menjadi daya kritik untuk kita perjuangkan bersama.

Pertama, Gereja adalah kita. Dalam konteks Kekristenan, kita adalah Gereja itu sendiri. Gereja yang tidak menutup diri, tetapi membuka diri seutuhnya menjadi ruang belajar yang layak dan merangkul pluralitas.

KUM tidak boleh hanya mengakomodasi umat Katolik, tetapi merangkul keutuhan warga Kabupaten Sikka dengan segala perbedaan yang ada.

Intinya ada pada ruang yang memberi edukasi tanpa batas; ruang belajar, sekolah alam atau sekolah hortikultura yang indah dan menyenangkan.

Kedua, agrowisata mesti berdaya kreatif, rekreatif, dan reflektif. Ketika para petani kampung turun gunung melihat ruang pembelajaran di kota, mereka tetap menjadi petani yang kreatif karena pengalaman fisik. Jadi, dampak rekreasi muncul karena ada daya kreasi yang tampak dan memiliki nilai.

Pada sisi lain, mesti ada dampak reflektif; di mana mereka berpikir bagaimana caranya supaya mereka belajar hal baru, mengadopsi ilmu pengetahuan, tata cara, etika, dan lain-lain.

Ketiga, KUM sedang memberi edukasi kepada umat manusia bahwa prinsip hidup lama mesti di-renovasi dengan hal baru. Mesti ada update supaya yang lama dibarui dengan sesuatu yang lebih modern.

Konsep ini mungkin terdengar asing di telinga mereka, tetapi menjadi manusia sekarang di era digitalisasi, maka kita mesti bekerja sama dengan teknologi.

Yang terpenting, jangan kita pada akhirnya diperbudak teknologi. Kita mesti memfilter nilai-nilai positif teknologi untuk membangun kehidupan yang lebih mapan.

Keempat, membuat model sekolah hortikultura yang ramah lingkungan sebagai bagian dari aplikasi konteks Laudato Si.

Keberpihakan Gereja dalam memperhatikan ekologi sudah saatnya memberikan karya nyata untuk dipelajari dan bisa menjadi ruang diskusi, bicara isu pendidikan, penelitian, dan sekolah tani yang membebaskan.

Pada tataran ini, ibu bumi sebagai rumah bersama mesti mendapat tempat dalam tata ruang kota. Kebisingan, kegaduhan, polusi, dan lainnya, sudah sepatutnya ditangkis dengan gaya hidup hijau.

Dengan kata lain, bertani secara modern, menghasilkan uang secara cerdas, membangun ekonomi jadi kuat, dan mendidik umat manusia adalah panggilan kita semua. Mari belajar dari Keuskupan Maumere dan PT AMI untuk memulai pertanian jadi basis wisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com