Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Saja Tokoh Pertempuran Lima Hari di Semarang?

Kompas.com - 20/07/2023, 23:41 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Pertempuran lima hari di Semarang terjadi merupakan perlawanan antara masyarakat Semarang dengan tentara Jepang.

Pertempuran lima hari di Semarang terjadi pada masa transisi kekuasaan Jepang ke Belanda pada tanggal 15 Oktober 1945 hingga 20 Oktober 1945.

Peristiwa lima hari di Semarang adalah peristiwa sejarah hingga dibangun monumen Tugu Muda yang terletak simpang lima, Jalan Pandanaran, Jalan Mgr Sugiopranoto, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pemuda, dan Jalan dr. Sutomo.

Sejumlah tokoh terlibat dalam pertempuran lima hari di Semarang.

Tokoh Pertempuran Lima Hari di Semarang

1. dr Kariadi, Kepala Laboratorium Pusat Rumah Sakit Rakyat (RS Purasara)

Kariadi lahir di Singosari, Malang, 15 Septemebr 1905. Dia berhasil menamatkan pendidikan kedokteran Nederlandsch Indische Artsen School pada tahun 1931.

Setelah lulus sekolah kedokteran dan mendapatkan gelar, Kariadi kemudian bekerja sebagai asisten dr Soetomo di Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ) di Surabaya.

Dalam perjalanan profesinya sebagai dokter, Kariadi sering berpindah tempat.

Pada tanggal 1 Juli 1942, dr Kariadi diberi tanggung jawab sebagai Kepala Laboratorium Malaria di RS Pusat Rumah Sakit Rakyat (Purasara) di Semarang.

Baca juga: Pertempuran Lima Hari di Semarang: Latar Belakang dan Tokohnya

Saat peristiwa Pertempuran Lima Hari berlangsung, Kariadi diminta oleh pimpinan Rumah Sakit Purasara untuk memeriksa tandon air Reservoir Siranda, sebab dikabarkan Jepang menebarkan racun di tempat tersebut.

Kariadi segera berangkat begitu menerima perintah dari pimpinan rumah sakit.

Di tengah perjalanan menuju Reservoir Siranda, mobil yang ditumpanginya dicegat oleh Jepang. dr Kariadi ditembak secara keji oleh tentara Jepang.

2. drg Soenarti, istri dari dr Kariadi

drg Soenarti, istri dr Kariadi, sempat mencegah suaminya untuk pergi memeriksa sumber air minum, reservoir Siranda.

Mengingat pada saat itu, situasi sangat berbahaya sebab tentara Jepang telah melakukan serangan di sejumlah tempat termasuk Reservoir Siranda.

3. Mr Wongsonegoro, Gubernur Jawa Tengah

Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, kekuasaan Jepang di Indonesia harusnya telah usai.

Di sejumlah wilayah Jawa Tengah, terjadi pelucutan senjata Jepang tanpa kekerasan.

Namun berbeda dengan di Semarang, pelucutan senjata diwarnai dengan kekerasan.

Gubernur Wongsonegoro telah menjamin bahwa senjata tidak digunakan untuk melawan Jepang. Upaya tersebut tidak mampu membujuk Jepang melepaskan senjatanya.

Mr Wongsonegoro menjadi salah satu orang yang ditangkap Jepang dalam peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Peristiwa tersebut terjadi setelah Badan Keamanan Rakyat (BKR) pasukan pemuda terdesak oleh tentara Jepang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com