Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Saja Tokoh Pertempuran Lima Hari di Semarang?

Kompas.com - 20/07/2023, 23:41 WIB
Dini Daniswari

Editor

Adanya isu pasukan Kidobutai yang akan melakukan serangan balasan terhadap para pemuda membuat suasana di Semarang semakin panas

Terdapat kabar bahwa Jepang berusaha meracuni Reservoir Siranda, sumber air minum guna membunuh penduduk Jepang.

Dokter Kariadi, Kepala Laboratorium Pusat Rumah Sakit Rakyat (RS Purasara) ditugaskan mengecek kondisi air di tempat tersebut. Namun di tengah perjalanan, dr Kariadi tewas dibunuh tentara Jepang.

Baca juga: Pertempuran Lima Hari di Semarang

Sebelumnya istri dr Kariadi, drg Soenarti, telah melarang suaminya karena situasi sedang berbahaya.

Pada waktu itu, dr Kariadi sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tidak tertolong dan gugur dalam usia 40 tahun.

Peritiwa yang dialami dr. Kariadi memicu meletusnya pertempuran.

  • Pertemuran Lima Hari di Semarang meletus

Pada esok harinya tanggal 15 Oktober 1945, Angkatan Muda Serang didukunng Tentara Keamanan Rakyat (TKR) menyambut 2.000 tentara Jepang yang datang di Kota Semarang.

Perang terjadi di empat titik di Semarang, yakni wilayah Kintelan, Pandanaran, Simpang Lima, dan Jombang.

Mayor Kido memerintah anak buahnya untuk melakukan serangan pada pasukan Indonesia pada pukul 14.00.

Rakyat Indonesia membalas serangan Jepang dan membakar gudang amunisi mereka.

Serangan anak buah Mayor Kido semakin gencar hingga tanggal 19 Oktober 1945.

Pertempuran lima hari berhasil diakhiri setelah Kasman Singodimedjo dan Mr Sartono mewakili Indonesia dalam perundingan untuk mengupayakan genjatan senjata atau penghentian perang dengan Komandan Tentara Jepang, Letkol Nomura.

Pihak Sekutu yang diwakili oleh Jenderal Bethel juga hadir dalam perundingan tersebut.

Pada tanggal 20 Oktober 1945, pihak Sekutu melucuti senjata Jepang, yang menjadi tanda Pertempuran Lima Hari di Semarang resmi berakhir.

Penulis: Verelladevanka Adryamarthanino | Editor: Nibras Nada Nailufar, Puspasari Setyaningrum

Sumber:
www.kompas.comwww.sonora.id, dan jatengprov.go.id

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kirab Waisak 23 Mei: Akses Sekitar Candi Borobudur Ditutup, Berikut Jalur Alternatifnya

Kirab Waisak 23 Mei: Akses Sekitar Candi Borobudur Ditutup, Berikut Jalur Alternatifnya

Regional
WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Regional
Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Regional
Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Regional
Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Regional
Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Regional
Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Regional
Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Regional
Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Regional
Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com