Menurut Heri Hendrawan, salah satu ketua program studi di Fakultas Komunikasi dan Informasi Universitas Garut, besarnya porsi pemilih generasi milenial dan Gen-Z diharapkan memicu kreativitas para kontestan Pileg dan Pilpres dalam meramu komunikasi politik yang sesuai dengan tren di kalangan tersebut.
“Apalagi generasi Z dikenal juga dengan sebutan native digital. Generasi yang sangat adaptif akan teknologi dan perubahannya. Ruang media sosial bisa jadi ruang efektif untuk melakukan kampanye, karena segmen usia ini hampir bisa dipastikan punya akun media sosial,” katanya.
Menurut Heri, media sosial, bukan hanya sekedar tempat memajang foto kontestan Pileg dan Pilpres, kontestan juga harus bisa menyampaikan pesan berisi ajakan untuk memilihnya dengan konten-konten kreatif.
“Pemanfaatan medsos ini kuncinya ada pada konten, bukan hanya sekedar foto atau video kegiatan, harus ada konten-konten kreatif, bisa pakai jasa konten creator,” katanya.
Selain ruang media sosial untuk kampanye, menurut Heri, jika kontestan Pileg dan Pilpres ingin merebut suara kalangan milenial dan Gen-Z, tentunya juga harus berani bertemu dengan kalangan ini lewat berbagai kegiatan bersama.
“Harus membuka ruang interaktif bagi generasi ini, karena mereka sangat aktif dan kritis, harus berani berdialog terbuka dengan mereka, bertukar fikiran dan ide,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.