Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Idul Adha Kian Dekat, Pemprov Jabar Gencar Sosialisasikan Cek Poin Pemeriksaan Hewan dari Luar Daerah

Kompas.com - 26/06/2023, 15:39 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

"Peternak tidak lapor lagi, petugas tidak ke kandang. Jadi angka yang dilaporkan harus dikonfirmasi ulang, bisa sedikit bisa lebih banyak," tuturnya.

Yoni menjelaskan, hasil pemantauan pihaknya ke sentra ternak di Kabupaten Bandung tidak menemukan peternak dengan jumlah 50 kasus PMK ke atas.

Namun, sebut dia, terdapat satu hewan yang terkena cacar air dan itu baru beberapa hari masuk ke kandang.

Baca juga: Kandang di Sragen Terbakar, Seekor Sapi Hangus Terpanggang

"Kasus ini (menurutnya) terkait lalu lintas hewan yang asalnya dari Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim). (Pemantauan) ini menjadi strategi kami mengendalikan penyakit sekaligus mengatur lalu lintas ternak, (meski) tidak mudah seperti mengatur orang," tutur Yoni.

Meski lalu lintas ternak menjelang Idul Adha meninggi, lanjut dia, ia memastikan tidak ada hewan kurban yang terpapar penyakit.

Keyakinan tersebut didapat dari hasil pemeriksaan tim monitoring kesehatan hewan di Bandung Raya dan kabupaten atau kota lainnya.

"Hasil pemeriksaan di Bandung Raya dan daerah lain belum ada hewan kurban yang dilaporkan terpapar dengan penyakit PMK, cacar air, atau PPR," ujar Yoni.

Baca juga: Hewan Kurban di Surabaya Dipastikan Bebas dari PMK dan LSD

Waspadai penyebaran penyakit lain

Sementara itu, Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Yudi Koharudin mengatakan, pihaknya tetap mewaspadai adanya penyebaran penyakit lain yang menjadi ancaman, salah satunya antraks atau penyakit sapi gila.

"Kalau PMK memang tidak menular kepada manusia, tapi ada beberapa penyakit yang memang kita koordinasi terus menerus dengan Dinas Peternakan ini kaitan antraks misalnya," katanya.

Yudi menyebutkan, penyakit antraks pernah terjadi di daerah Purwakarta, Subang, dan Bogor. Namun, penyakit ini sekarang sudah tidak ada lagi di Jabar.

Baca juga: Sering Beraktivitas di Eromoko-Wonogiri, Petani Asal Gunungkidul Positif Antraks

Lanjut ia mengatakan, penyakit antraks bisa menular dari hewan ke manusia dikarenakan pengolahan daging yang tidak sesuai dengan standar.

"Dan juga memang kalau untuk antrak ini kita betul-betul koordinasinya sangat intens bahkan kita pada saat supervisi aja sampai dikawal, karena antraks ini bisa jadi senjata biologis," ucap Yudi.

Oleh karenanya, ia menyarankan dalam pengolahan daging kurban harus dilakukan dengan petunjuk teknis yang benar.

"Kita punya standar World Health Organization (WHO), bagaimana cara mengolah daging untuk dikonsumsi tentunya dengan petunjuk-petunjuk teknis yang disampaikan. Kita juga sudah sampaikan ke kabupaten dan kota supaya bisa diinformasikan kepada masyarakat kaitan dengan kita akan menyongsong pelaksanaan kurban," tutur Yudi.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com