Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Asal Palu Dijual Rp 25 Juta, Hanya 2 Minggu Bersama Orangtua Angkat di Pangkalpinang

Kompas.com - 23/06/2023, 15:16 WIB
Rachmawati

Editor

Sumber

KOMPAS.com - YN (44) terlihat mendekap erat balita perempuan dalam gendongan seperti tak ingin melepaskannya.

Dengan penuh kasih sayang, ia mencium bayi yang tersenyum menggemaskan. Raut wajah YN tampak cemas dan matanya berkaca-kaca menahan tangis.

Ia harus merelakan bayi yang baru 2 minggu ia adopsi. Bayi tersebut dijemput anggota kepolisian untuk dikembalikan ke orangtua kandungnya di Palu.

Terlihat juga Kapolres Bangka, AKBP Taufik Noor Isya menghampiri YN dan bayi dalam gendongannya.

Baca juga: Proses Adopsi Teknologi Komunikasi

Kapolres juga ikut bercengkerama dengan bayi menggemaskan yang masih berusia satu tahun itu.

“Masya Allah bayinya bagus bener, adik, adik,” sapa Taufik Noor Isya mengajak bayi bercanda.

Pemandangan mengharukan tersebut terjadi di Polres Bangka, Rabu (21/6/2-23).

Pagi itu, YN ditemani keluarganya mendatangi Polres Bangka untuk dimintai keterangan sebagai saksi.

YN diminta keterangan karena bayi yang ia asuh diduga menjadi korban perdagangan orang.

YN, warga Pangkalpinang tak membayangkan niat baik dirinya dan suami mengadopsi bayi tersebut berujung masalah hukum.

Baca juga: Imigrasi Karawang Siap Fasilitasi Siti untuk Adopsi Anak Majikan Asal Taiwan

Perempuan 44 tahun itu bercerita awalnya ia mendapatkan informasi ada bayi yang diadopsi dari adik iparnya, AF.

Setelah melihat foto sang bayi, YN dan suami langsung jatuh hati dan setuju untuk mengadopsinya.

YN kemudian dipertemukan oleh seseorang yang membawa sang bayi dari Jakarta. Ia mendapat penjelasan bahwa ibu dan ayah bayi tersebut telah bercerai.

Sang bayi sempat dibawa ke rumah sakit untuk cek kesehatan. Setelah dipastikan sehat, YN sepakat mengadopsi sang bayi. Ia kemudian diminta membayar Rp 25 juta untuk mengganti biaya untuk orangtua kandung bayi.

“Kami dikasih tahu orangtua bayi itu bercerai jadi tidak ada yang merawatnya, juga dikasih surat keterangan lahir. Waktu pertama lihat bayi ni langsung jatuh hati,” tutur YN kepada Bangka Pos, Rabu (21/6/2023).

Baca juga: Kronologi Wanita Nekat Jual Bayi dari Pasutri di Gunungkidul, Pura-pura Ingin Adopsi lalu Ditawarkan di Medsos

Ia pun mengakui telah menyerahkan uang Rp 25 juta kepada MI (42), warga Belinyu Kabupaten Bangka sebagai uang pengganti.

YN mengaku sangat sayang dengan bayi yang di adopsinya itu. Bahkan ia telah memberikan nama Marsela Putra Dani untuk sang bayi.

“Kami beri nama Marsela Putri Dani. Sangat bahagia sekali pak dari dulu pengin punya anak perempuan, anak-anak saya laki semua, sudah besar-besar,” ucap YN terbata-bata menahan tangis.

YN mengaku sempat kebingungan dan kaget saat sejumlah polisi mendatangi kediamannya di Kota Pangkalpinang, Rabu (21/6/2023).

Ia pun bertambah kaget karena polisi datang terkait bayi yang ia adopsi.

“Masih bingung pak, kok bisa jadi begini. Kata mereka waktu itu orangtua bayi sudah bercerai jadi tidak ada yang mengasuh, tahu-tahu jadi seperti ini,” ujarnya.

Baca juga: Terpengaruh Hoaks, Puluhan Orang Ingin Adopsi Bayi Korban Gempa Cianjur

YN mengaku dirinya dan keluarga merasa sangat sedih karena harus berpisah dengan anak yang baru di adopsinya itu.

Sang bayi akan dibawa oleh aparat kepolisian ke tempat asalnya di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

“Niat saya memang mau meng adopsinya. Tapi saya ikhlas, kalau memang rezeki saya semoga Marsela bisa kembali kepelukan kami,” imbuh YN dengan mata berkaca-kaca.

Penjelasan polisi

Tim Opsnal Dit Krimum Polda Sulawesi Tengah di-backup Polres Bangka dan Polsek
Belinyu berhasil mengungkap kasus perdagangan bayi, Rabu (21/6/2023).

Bayi asal Palu, Sulawesi Tengah itu dijual ke Pulau Bangka seharga Rp 25 juta. Bayi perempuan tersebut ditemukan aparat kepolisian di kediaman warga yang meng adopsinya di Kota Pangkalpinang.

Selain bayi berusia 1 tahun tersebut, tim Gabungan juga mengamankan 4 orang, termasuk orangtua adopsi bayi.

“Jadi bayi yang diduga diperdagangkan ini berasal dari Palu Sulawesi Tengah, kemudian ada yang membawa ke Jakarta sebelum dijual ke Bangka,” kata Kapolres Bangka AKBP Taufik Noor Isya saat ditemui Bangka Pos, Rabu (21/6) di Polres Bangka.

Baca juga: Yulis Jadi Tersangka karena Adopsi Bayi Hubungan Gelap Polisi, Kasat Reskrim Upayakan Restorative Justice

Ia menyebutkan kasus ini akan ditangani Polda Sulawesi Tengah.

”Kita Polres Bangka mem-backup pengungkapan karena bayi dijual ke Bangka,” tukasnya.

Taufik menjelaskan, 4 orang diamankan dalam kasus ini karena diduga ikut terlibat kasus perdagangan bayi.

Mereka adalah ML (42) dan LN (37) warga Belinyu serta LI (37) dan AF (43) warga Sungailiat. Selanjutnya Tim dari Polda Sulawesi Tengah tiba di Pulau Bangka, Selasa (20/6).

Namun tim gabungan dari Polda Sulawesi Tengah, Polres Bangka dan Polsek Belinyu, lebih dulu mengamankan Ml (42) dan LN (37) warga Belinyu.

Keduanya diduga terlibat membawa bayi dari Jakarta ke Bangka untuk dijual.

Baca juga: Dalih Pelaku Perdagangan Bayi Bermodus Adopsi, Awalnya Mengaku Ingin Menyelamatkan, tapi Anak Korban Malah Dijual

Dari keterangan mereka, kemudian diamankan LI (37) di Sungaliat. LI lalu memberikan petunjuk warga yang meng adopsi sang bayi.

Tim gabungan kemudian mengamankan AF (43) warga Sungailiat.

AF mengakui bayi tersebut diserahkan kepada YN (44) yang merupakan kakak iparnya warga Pangkalpinang untuk di adopsi.

Tim kemudian berangkat ke Pangkalpinang dan berhasil mendapati bayi tersebut di tangan YN. Selanjutnya bayi dan orangtua adopsinya diamankan ke Polres Bangka.

“Kasus ini akan ditangani oleh Polda Sulawesi Tengah, baik bayi maupun mereka yang telah diamankan akan dibawa ke Palu,” kata Taufik.

Baca juga: Ditangkap di Hotel, Wanita di Klaten Jual Bayi Usia Sehari Secara Online, Ditawarkan dengan Harga Rp 21 Juta

Bantah terlibat

Seorang terduga pelaku berinisial ML (42) membantah terlibat jaringan penjualan bayi. Ibu rumah

Ibu rumah tangga ini mengaku hanya dimintai rekannya di Jakarta mencari orangtua adopsi untuk sang bayi.

“Setelah mendapatkan orang yang ingin meng adopsi, lalu saya menjelaskan besaran uang pengganti yaitu Rp25 Juta,” beber ML kepada Bangka Pos, Rabu (21/6/2023) di Polres Bangka.

Menurt ML, Rp 21 juta diserahkan ke rekannya di Jakarta, Rp2 juta untuk biaya menjemput bayi di Jakarta dan Rp 2 juta untuk dirinya.

Baca juga: Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara, Buruh Harian Lepas Asal Klaten Jual Bayi Sejak November 2022 Lewat Media Sosial

“Saya cuma diminta cari orangtua adopsi, setelah dapat saya jemput bayinya di Jakarta dan saya serahkan ke orangtua adopsi,” sebut ML.

Terduga lainnya AF (43) juga membantah terlibat. Ia mengaku mengetahui informasi dari LI (37) bahwa ada bayi yang bisa di adopsi.

Selanjutnya ia mengabarkan kakak iparnya, YN (44) di Kota Pangkalpinang karena kakak iparnya itu ingin meng adopsi bayi perempuan.

Dirinya juga mengaku, tidak mengetahui adanya uang yang diberikan untuk menebus bayi tersebut.

“Setelah tahu info ada bayi yang bisa di adopsi terus saya kabari kakak ipar, lalu mereka ketemuan langsung dan saya dak ikut- ikut lagi,” kata AF.

Baca juga: Kasus Ibu Jual Bayi Kandung di Palembang Ternyata Didalangi Suami

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Dijual Rp 25 Juta, Bayi Asal Palu Hanya 2 Minggu Bersama Orangtua Angkatnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Regional
MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

Regional
Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Regional
'Long Weekend', Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

"Long Weekend", Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com