SIKKA, KOMPAS.com - Bupati Sikka, NTT, Fransiskus Roberto Diogo menanggapi beredarnya video yang memperlihatkan dirinya beradu mulut dengan wartawan televisi, Jhoni Nura.
Peristiwa itu terjadi di Patiahu, Desa Runut, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Selasa (20/6/2023).
Baca juga: Viral, Video Bupati Sikka Adu Mulut dan Minta Wartawan Tak Ambil Gambar
Robi Idong, sapaan bupati, mengungkapkan kejadian bermula ketika wartawan tersebut mengambil video saat dirinya berada di dalam mobil dinas.
Sementara di samping mobil ada salah satu anggota Kepolisian Resor (Polres) Sikka melakukan pengamanan.
Saat itu, tutur Robi Idong, ia sedang berbicara dengan L, salah satu kerabat dekatnya.
Baca juga: Nelayan di Sikka Ditangkap karena Memiliki Bahan Peledak untuk Tangkap Ikan
"Pembicaraan itu sangat pribadi antara saya dan Bapak L, sehingga tidak pantas divideokan apalagi disebarkan ke publik," ujar Robi Idong dalam keterangannya, Kamis (22/6/2023).
Menurutnya, hal yang sifatnya privasi sangat tidak pantas untuk diliput apalagi di dalam kendaraan dirinya sedang bersama istri dan anaknya.
"Ini ruang privasi yang harus dihargai oleh siapa pun," katanya.
Politisi PDI Perjuangan ini juga menjelaskan bahwa pejabat publik memiliki hal yang bersifat privasi, dan media tidak bebas mempublikasikannya.
Ia membeberkan, pada Pasal 9 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers menyebutkan bahwa wartawan Indonesia, menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
Ia menerangkan, Undang-Undang Pers tidak saja mengatur dan melindungi media dan pekerja media tapi juga mengatur dan melindungi masyarakat, narasumber, atau sumber berita).
"Tinggal saja bagaimana kita melaksanakan sesuai aturan. Undang-Undang Pers bukan menjadi senjata pamungkas untuk "membunuh" hak-hak pejabat publik," katanya.
Baca juga: Berstatus KLB, Kasus Rabies di Sikka Meluas hingga 12 Kecamatan
Robi Idong menambahkan, dirinya tidak pernah melarang siapa pun melakukan pengambilan gambar video ataupun foto oleh masyarakat umum maupun awak media, namun tetap mengedepankan kode etik.
Sebelumnya beredar sebuah video berdurasi 37 detik yang memperlihatkan Robi Idong menunjuk ke arah seorang wartawan televisi bernama Jhoni.
"Hei, kau jangan syuting-syuting itu," kata Robi Idong.
Wartawan tersebut kemudian mempertanyakan alasan bupati melarang dirinya untuk mengambil gambar.
Baca juga: Tangkap Ikan Pakai Racun Pembasmi Hama, 3 Pemuda di Sikka Ditangkap
"Kenapa Pak Bupati memangnya saya salah apa saya syuting Pak Bupati?" tanya Joni.
"Kamu sering omong lain di lapangan," timpal Robi Idong.
Mereka pun terlibat perdebatan. "Saya omong lain apa? Saya wartawan kok Bapak larang jangan syuting," kata jurnalis itu.
"Ini kan lokasi terbuka Pak Bupati. Saya kan tidak soal dengan Pak Bupati," imbuhnya.
Mendengar jawaban Jhoni, Robi Idong tampak naik pitam. "Kau sombong, hebat," ujar Robi Idong sambil bergegas pergi dengan mobil dinasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.