SIKKA, KOMPAS.com - Kasus rabies di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meluas hingga ke 12 kecamatan yang ada di wilayah itu.
Ke-12 kecamatan tersebut, yakni Kangae, Alok, Alok Barat, Alok Timur, Nele, Lela, Hewokloang, Talibura, Kewapante, Mego, Waigete, dan Nita. Total, di Sikka terdapat 12 kecamatan.
"Sampai saat ini kasusnya sudah meluas di 12 kecamatan," ujar Koordinator Laboratorium Kesehatan Hewan, Ronal Makin saat dihubungi, Senin (19/6/2023).
Ronal mengatakan, pasca ditetapkan status kejadian luar biasa (KLB) rabies di Sikka, petugas kesehatan hewan dikerahkan ke wilayah endemis rabies untuk melakukan vaksinasi massal.
Baca juga: Kasus Positif Rabies di Sikka Bertambah Jadi 26 Orang
Total hewan penular rabies (HPR) yang sudah divaksinasi baru 2.760 ekor, dari total populasi yang diperkirakan mencapai 55.000 ekor.
Kondisi ini, ungkap Ronal, akibat kehabisan stok vaksin.
"Jumlah HPR di Sikka diperkirakan 55.000 ekor, yang baru divaksinasi 2.760 ekor HPR. Sekarang vaksin lagi kosong, sehingga vaksinasi dihentikan sementara," katanya.
Ronal menuturkan, Pemkab Sikka sedang melakukan pengadaan vaksin dengan anggaran Rp 300 juta yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Diperkirakan pada awal Juli 2023 proses vaksinasi dilanjutkan.
Di tengah kekosongan itu, Ronal mengimbau masyarakat mengikat anjing, jangan dibiarkan lepas.
"Diperkirakan awal Juli vaksin baru ada. Setelah itu baru kita turun untuk vaksin," pungkas Ronal.
Sebelumnya Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo menyurati camat, lurah dan kepala desa se-Kabupaten Sikka untuk melakukan upaya pencegahan penyebaran virus rabies.
Baca juga: 8 Ekor Anjing Penular Rabies di TTS Dieliminasi
Ia meminta agar penyuluhan serta koordinasi informasi edukasi (KIE) dilakukan secara rutin kepada masyarakat tentang bahaya penyakit rabies dan cara pencegahannya.
Ia mengimbau, korban yang digigit anjing segera mencuci tangan dengan sabun atau detergen pada air mengalir selama 15 menit, kemudian melapor ke puskesmas atau rabies center terdekat untuk mendapatkan vaksin anti rabies (VAR) sesuai indikasi.
“Saya juga imbau masyarakat untuk ikat atau kandangkan hewan penular rabies seperti anjing, kucing, dan kera. Lalu lakukan vaksinasi secara rutin,” pintanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.