MAGELANG, KOMPAS.com – Sudah dua minggu lampu lalu lintas atau traffic light di persimpangan Canguk, Kota Magelang, Jawa Tengah (Jateng), mati. Akibatnya, kendaraan saling menyerobot.
Selain itu ruas jalan menyempit imbas proyek pembangunan flyover. Sehingga kemacetan terjadi di ruas jalan tersebut.
Pantauan Kompas.com, Senin (13/5/2024) siang, hanya ada kelap-kelip lampu kuning. Kendaraan dari empat penjuru bebas melaju meski lambat.
Baca juga: Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak
Terlebih permukaan jalan licin dan penuh tanah becek dari proyek jembatan layang. Bahkan, ada genangan air setinggi sekitar 20 cm.
Bagi pengendara sepeda motor, simpang Canguk, dua minggu terakhir, mengerikan. Tanpa, lampu merah dan hijau, pengendara pun was-was saat melintas. Mereka ngeri bertemu dalam satu titik dengan kendaraan lebih besar.
Fitri (40), setiap hari melewati simpang Canguk untuk bekerja di wilayah Kota Magelang. Dari rumahnya di Kecamatan Tegalrejo, ia mudah melenggang karena tidak perlu menyebrang, langsung belok kiri lalu lurus terus.
Namun, aparatur sipil negara (ASN) itu merasa ngeri ketika bebarengan dengan truk atau bus. Sedangkan dirinya berkendara motor matik.
“Pagi maupun sore crowded. Jadi, harus ekstra hati-hati. Walaupun, memang sekarang enggak perlu menunggu lampu merah yang super lama itu,” cetusnya.
Dari keruwetan di jalur utama Yogyakarta-Semarang itu, Fitri mengatakan tidak ada polisi guna mengatur lalu lintas.
“Enggak ada polisi. Awalnya ada Pak Ogah yang mengatur, tapi sekarang mereka, katanya, diperkerjakan untuk proyek flyover. Padahal, mereka cukup membantu,” tandasnya.
Setali tiga uang, Kurniawati (68) bersaksi tidak ada polisi berjaga di simpang Canguk. Saat itu, dia yang dari arah Tegalrejo menuju Wates mesti bersinggungan dengan truk-truk bermuatan besar.
“Tidak ada yang ngatur. Medeni tenan,” tukas warga Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang itu.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Magelang, Candra Wijatmiko Adi mengungkapkan, pihaknya memutuskan untuk de-flashing atau mematikan traffic light sejak dua minggu lalu. Kebijakan ini berkaca pada timbulnya antrean panjang ketika lampu merah dinyalakan.
“Antreannya panjang sekali karena mulut simpangnya menyempit. Yang tadinya dua lajur jadi satu lajur. Sehingga, kami bersama Satlantas Polres memutuskan de-flashing,” jelasnya.
Candra menyebut, seharusnya pengaturan lalu lintas menjadi kewenangan polisi. Dishub hanya memfasilitasi infrastruktur lalu lintasnya.
Sementara itu, Kepala Polres Magelang Kota, AKBP Herlina menyatakan, bakal menempatkan personel Polsek Magelang Selatan dan Satlantas di simpang Canguk.
“Masyarakat harus menyadari jangan serobot-serobotan,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.