Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Traffic Light" Simpang Canguk Magelang Mati, Tidak Ada Polisi, Pengendara Ngeri

Kompas.com - 13/05/2024, 16:39 WIB
Egadia Birru,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com – Sudah dua minggu lampu lalu lintas atau traffic light di persimpangan Canguk, Kota Magelang, Jawa Tengah (Jateng), mati. Akibatnya, kendaraan saling menyerobot.

Selain itu ruas jalan menyempit imbas proyek pembangunan flyover. Sehingga kemacetan terjadi di ruas jalan tersebut. 

Pantauan Kompas.com, Senin (13/5/2024) siang, hanya ada kelap-kelip lampu kuning. Kendaraan dari empat penjuru bebas melaju meski lambat.

Baca juga: Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Terlebih permukaan jalan licin dan penuh tanah becek dari proyek jembatan layang. Bahkan, ada genangan air setinggi sekitar 20 cm.

Bagi pengendara sepeda motor, simpang Canguk, dua minggu terakhir, mengerikan. Tanpa, lampu merah dan hijau, pengendara pun was-was saat melintas. Mereka ngeri bertemu dalam satu titik dengan kendaraan lebih besar.

Fitri (40), setiap hari melewati simpang Canguk untuk bekerja di wilayah Kota Magelang. Dari rumahnya di Kecamatan Tegalrejo, ia mudah melenggang karena tidak perlu menyebrang, langsung belok kiri lalu lurus terus.

Namun, aparatur sipil negara (ASN) itu merasa ngeri ketika bebarengan dengan truk atau bus. Sedangkan dirinya berkendara motor matik.

“Pagi maupun sore crowded. Jadi, harus ekstra hati-hati. Walaupun, memang sekarang enggak perlu menunggu lampu merah yang super lama itu,” cetusnya.

Dari keruwetan di jalur utama Yogyakarta-Semarang itu, Fitri mengatakan tidak ada polisi guna mengatur lalu lintas.

“Enggak ada polisi. Awalnya ada Pak Ogah yang mengatur, tapi sekarang mereka, katanya, diperkerjakan untuk proyek flyover. Padahal, mereka cukup membantu,” tandasnya.

Setali tiga uang, Kurniawati (68) bersaksi tidak ada polisi berjaga di simpang Canguk. Saat itu, dia yang dari arah Tegalrejo menuju Wates mesti bersinggungan dengan truk-truk bermuatan besar.

“Tidak ada yang ngatur. Medeni tenan,” tukas warga Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang itu.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Magelang, Candra Wijatmiko Adi mengungkapkan, pihaknya memutuskan untuk de-flashing atau mematikan traffic light sejak dua minggu lalu. Kebijakan ini berkaca pada timbulnya antrean panjang ketika lampu merah dinyalakan.

“Antreannya panjang sekali karena mulut simpangnya menyempit. Yang tadinya dua lajur jadi satu lajur. Sehingga, kami bersama Satlantas Polres memutuskan de-flashing,” jelasnya.

Candra menyebut, seharusnya pengaturan lalu lintas menjadi kewenangan polisi. Dishub hanya memfasilitasi infrastruktur lalu lintasnya.

Sementara itu, Kepala Polres Magelang Kota, AKBP Herlina menyatakan, bakal menempatkan personel Polsek Magelang Selatan dan Satlantas di simpang Canguk.

“Masyarakat harus menyadari jangan serobot-serobotan,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bapak dan Anak Jadi Tersangka Pembangunan Kantor Dinas Perumahan di Papua Barat, Kini Ditahan

Bapak dan Anak Jadi Tersangka Pembangunan Kantor Dinas Perumahan di Papua Barat, Kini Ditahan

Regional
Stadion GDJ Diproyeksikan Selesai pada 2025, Mas Dhito: Semoga Tingkatkan Prestasi Olahraga

Stadion GDJ Diproyeksikan Selesai pada 2025, Mas Dhito: Semoga Tingkatkan Prestasi Olahraga

Regional
262 Kepala Desa di Kabupaten Kendal Ditambah Masa Jabatannya 6-8 Tahun

262 Kepala Desa di Kabupaten Kendal Ditambah Masa Jabatannya 6-8 Tahun

Regional
Pelaku Penipuan Berkedok Lelang Arisan di Sambas Kalbar Ditangkap, Kerugian Korban Capai Rp 880 Juta

Pelaku Penipuan Berkedok Lelang Arisan di Sambas Kalbar Ditangkap, Kerugian Korban Capai Rp 880 Juta

Regional
Penemuan Mayat Gegerkan Warga, Awalnya Dikira Korban Mutilasi, Ternyata Sebagian Tubuh Tenggelam

Penemuan Mayat Gegerkan Warga, Awalnya Dikira Korban Mutilasi, Ternyata Sebagian Tubuh Tenggelam

Regional
1 Anggota TNI Terluka Ditembak KKB di Yahukimo

1 Anggota TNI Terluka Ditembak KKB di Yahukimo

Regional
Mahasiswi ITB Joki CPNS Kejaksaan, Anak ASN di Pemprov Lampung

Mahasiswi ITB Joki CPNS Kejaksaan, Anak ASN di Pemprov Lampung

Regional
Kronologi Gadis di Boyolali 'Prank' Jadi Korban Begal, Tusuk Perut Sendiri demi Perhatian Keluarga

Kronologi Gadis di Boyolali "Prank" Jadi Korban Begal, Tusuk Perut Sendiri demi Perhatian Keluarga

Regional
Pilkada Sumbar Sepi Peminat, Petahana Bisa Lawan 'Kotak Kosong'

Pilkada Sumbar Sepi Peminat, Petahana Bisa Lawan "Kotak Kosong"

Regional
20 Warga Candisari Semarang Keracunan Usai Santap Piscok dan Mi Goreng Saat Arisan

20 Warga Candisari Semarang Keracunan Usai Santap Piscok dan Mi Goreng Saat Arisan

Regional
Cerita Warga Mondoliko Demak, Rumah Hancur Diterjang Banjir Rob, Kini Terpaksa Relokasi

Cerita Warga Mondoliko Demak, Rumah Hancur Diterjang Banjir Rob, Kini Terpaksa Relokasi

Regional
Ketua MUI Banten Meninggal di Jeddah, Diduga Kena Serangan Jantung

Ketua MUI Banten Meninggal di Jeddah, Diduga Kena Serangan Jantung

Regional
Pria di Mataram Cabuli Anak Tiri sejak Kelas 3 SD

Pria di Mataram Cabuli Anak Tiri sejak Kelas 3 SD

Regional
Mahasiswa UM Palembang Terbukti Plagiat Skripsi, Disanksi Gagal Wisuda dan Skors

Mahasiswa UM Palembang Terbukti Plagiat Skripsi, Disanksi Gagal Wisuda dan Skors

Regional
Mengintip 'Beautifikasi' Stasiun Klaten, seperti Apa Konsepnya?

Mengintip "Beautifikasi" Stasiun Klaten, seperti Apa Konsepnya?

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com