SIKKA, KOMPAS.com – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) Valerianus Samador mengaku sulit melacak keberadaan calo atau perekrut tenaga kerja Indonesia (TKI).
Menurut Valerius, sindikat percaloan TKI bekerja secara senyap.
“Kita kesulitan melacak para calo karena mereka bergerak senyap," ujar Valerianus dalam keterangannya, Rabu (7/6/2023).
Velerianus mengatakan, pengiriman tenaga kerja ilegal ke luar negeri masih menjadi masalah serius di Kabupaten Sikka.
Baca juga: Komnas HAM Sebut Pemprov NTT Tak Serius Urus Kasus Perdagangan Orang
Ia menyebutkan, sejak 2022, lebih dari 20 tenaga kerja asal kabupaten itu dideportasi dari negara lain karena tidak memiliki dokumen lengkap.
“Pekerja migran asal Sikka yang dideportasi selama tahun 2022 mencapai 21 orang dan tiga orang meninggal. Sementara tahun ini sebanyak satu orang meninggal dan satu dideportasi. Korban meninggal ini karena idap penyakit komplikasi,” sebutnya.
Valerianus mengatakan, sebagian besar tenaga kerja ilegal asal Sikka dikirim ke Malaysia melalui jalur Nunukan, Kalimantan.
Para korban tergiur karena diimingi gaji tinggi. Kondisi ekonomi yang pas-pasan dan pendidikan yang rendah membuat mereka dengan mudah diperdaya oleh para calo.
“Calo datang warga semacam terhipnotis dan ikut ikut saja, ada juga calo yang masuk melalui orang dekat,” ungkapnya.
Baca juga: Hasil Pemantauan Komnas HAM, NTT Sangat Darurat Perdagangan Orang
Kendati demikian, lanjut Valerianus, Disnakertrans telah berupaya melakukan pencegahan pengiriman tenaga kerja ilegal melalui peningkatan daya saing, perluasan kesempatan kerja, dan optimalisasi penempatan tenaga kerja.
“Kita juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi secara masif agar masyarakat tidak terbujuk calo. Kita harap juga agar warga bertanya ke Dinas Nakertrans Sikka apabila ada ajakan menjadi tenaga kerja di luar negeri,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.