UNGARAN, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sukaton Purtomo Priyatmo menegaskan, tidak ada perilaku bullying atau perundungan yang diterima Muhammad Firmansyah selama belajar di sekolah dasar (SD) negeri.
Menurut Sukaton, Firman sekolah di SD Pakis selama satu tahun.
"Selama sekolah tersebut, dia kesulitan menangkap materi pelajaran. Saat dilakukan tes, ternyata IQ siswa tersebut di bawah rata-rata," ungkap Sukaton pada Senin (5/6/2023).
Baca juga: Anaknya Pindah dari SD ke SLB, Suwadi: Saya Bersyukur Diberi Tahu Kondisinya
Karena IQ Firman di bawah rata-rata, saat kenaikan kelas, orangtuanya diberi tawaran, tetap di sekolah negeri atau pindah ke sekolah.
"Ini disampaikan demi keberlanjutan pendidikan siswa, dan orangtua memilih ke SLB mengingat kondisi anak," ujar Sukaton.
"Tidak ada pembulian itu, kalau siswa kelas 1 SD kemungkinan hanya saling ejek antara anak-anak. Kalau tahapnya sudah berlebihan, tentu guru mengingatkan," ungkapnya.
Menurut Sukaton, setelah di SLB, Firmansyah menunjukkan perkembangan yang baik.
"Dia dari kelas 2 sampai saat ini kelas 5, berarti bisa belajar dengan baik. Dukungan dari semua pihak harus terus diberikan demi pendidikan anak," ujar dia.
Sukaton menegaskan bahwa sekolah di Kabupaten Semarang menerapkan sistem inklusi.
Dengan demikian, semua siswa yang memiliki 'kekurangan' tetap bisa bersekolah dan mendapatkan pendidikan sebagai hak warga negara.
Baca juga: Viral Siswa Dibully Hingga Pindah Sekolah ke SLB, Orangtua: Anak Saya Sudah Nyaman
"Jadi tidak ada pembedaan, semua bisa bersekolah. Setelah jam pelajaran utama, siswa inklusi mendapat materi pembelajaran tersendiri," papar dia.
Sebelumnya diberitakan, video mengenai seorang siswa Muhammad Firmansyah viral di media sosial.
Dalam unggahan video tersebut disampaikan bahwa dia mendapat perundungan hingga pindah sekolah dari SD negeri ke SLB karena tidak bisa baca tulis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.