UNGARAN, KOMPAS.com - Menurut orangtua Muhammad Firmansyah, Suwadi, anaknya pindah dari SD negeri ke sekolah luar biasa (SLB) tidak ada faktor paksaan.
Menurut Suwadi, anaknya memang memiliki 'kurang pemikiran' sehingga ketinggalan dalam menyerap materi pelajaran.
"Memang Firman ini sering lupa, kalau belajar lupa-lupa," ujarnya, Rabu (31/5/2023) di rumahnya, Dusun Doplang 2 Desa Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Jawa Tengah.
Baca juga: Viral Siswa Dibully Hingga Pindah Sekolah ke SLB, Orangtua: Anak Saya Sudah Nyaman
Dia malah mengaku berterima kasih kepada guru di sekolah anaknya terdahulu.
"Gurunya bilang kondisi Firman, saya jadi tahu memang Firman kurang pemikiran. Sekarang setelah pindah sekolah, Firman menjadi lebih baik," kata Suwadi.
"Jadi setelah saya diberitahu guru tersebut, Firman pindah ke SLB. Tidak ada masalah, yang penting bisa tetap sekolah. Setiap hari jalan empat kilo ke SLB," ujarnya.
Secara fisik dan komunikasi, menurut Suwadi, tidak ada yang aneh dengan Firman.
"Biasa saja, bicara juga lancar. Setiap hari juga biasa, main dengan teman-temannya," ungkapnya.
Baca juga: Viral Video Pelajar Pindah SLB karena Di-bully, Pemkab Semarang: Kejadian Dua Tahun Lalu
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang Jawa Tengah Sukaton Purtomo Priyatmo mengatakan, tidak ada bullying terhadap Firmansyah.
"Jadi memang dia pindah sekolah ke SLB sudah empat tahun, sejak kelas dua (sebelumnya disampaikan kejadian berlangsung dua tahun lalu)," paparnya.
Saat di SD negeri, Firman masuk tahun ajaran 2018/2019 dengan usia delapan tahun.
"Dia ternyata sulit adaptasi dan sulit menerima materi pelajaran, bahkan selama kelas satu tidak bisa menulis dan membaca. Karena kondisi tersebut, gurunya tidak memberi nilai terhadap siswa tersebut," ungkapnya.
"Karena tidak punya nilai, siswa pun tinggal kelas. Hingga memasuki tahun berikutnya, diketahui siswa masuk kategori inklusi dan orangtua diberi tahu kondisinya. Lalu diberi pemahaman, tetap sekolah negeri atau pindah ke SLB," kata Sukaton.
"Orangtua lalu memilih pindah ke SLB, ternyata di sana malah lebih baik dan berkembang. Siswa sudah mau belajar membaca dan menulis, perkembangan bagus karena ada perhatian selama sekolah di SLB," jelasnya.
Menurut Sukaton, tidak ada bullying yang dialami Firmansyah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.