Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anaknya Pindah dari SD ke SLB, Suwadi: Saya Bersyukur Diberi Tahu Kondisinya

Kompas.com - 31/05/2023, 19:35 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Menurut orangtua Muhammad Firmansyah, Suwadi, anaknya pindah dari SD negeri ke sekolah luar biasa (SLB) tidak ada faktor paksaan.

Menurut Suwadi, anaknya memang memiliki 'kurang pemikiran' sehingga ketinggalan dalam menyerap materi pelajaran.

"Memang Firman ini sering lupa, kalau belajar lupa-lupa," ujarnya, Rabu (31/5/2023) di rumahnya, Dusun Doplang 2 Desa Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Jawa Tengah.

Baca juga: Viral Siswa Dibully Hingga Pindah Sekolah ke SLB, Orangtua: Anak Saya Sudah Nyaman

Dia malah mengaku berterima kasih kepada guru di sekolah anaknya terdahulu.

"Gurunya bilang kondisi Firman, saya jadi tahu memang Firman kurang pemikiran. Sekarang setelah pindah sekolah, Firman menjadi lebih baik," kata Suwadi.

"Jadi setelah saya diberitahu guru tersebut, Firman pindah ke SLB. Tidak ada masalah, yang penting bisa tetap sekolah. Setiap hari jalan empat kilo ke SLB," ujarnya.

Secara fisik dan komunikasi, menurut Suwadi, tidak ada yang aneh dengan Firman.

"Biasa saja, bicara juga lancar. Setiap hari juga biasa, main dengan teman-temannya," ungkapnya.

Baca juga: Viral Video Pelajar Pindah SLB karena Di-bully, Pemkab Semarang: Kejadian Dua Tahun Lalu

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang Jawa Tengah Sukaton Purtomo Priyatmo mengatakan, tidak ada bullying terhadap Firmansyah.

"Jadi memang dia pindah sekolah ke SLB sudah empat tahun, sejak kelas dua (sebelumnya disampaikan kejadian berlangsung dua tahun lalu)," paparnya.

Saat di SD negeri, Firman masuk tahun ajaran 2018/2019 dengan usia delapan tahun.

"Dia ternyata sulit adaptasi dan sulit menerima materi pelajaran, bahkan selama kelas satu tidak bisa menulis dan membaca. Karena kondisi tersebut, gurunya tidak memberi nilai terhadap siswa tersebut," ungkapnya.


"Karena tidak punya nilai, siswa pun tinggal kelas. Hingga memasuki tahun berikutnya, diketahui siswa masuk kategori inklusi dan orangtua diberi tahu kondisinya. Lalu diberi pemahaman, tetap sekolah negeri atau pindah ke SLB," kata Sukaton.

"Orangtua lalu memilih pindah ke SLB, ternyata di sana malah lebih baik dan berkembang. Siswa sudah mau belajar membaca dan menulis, perkembangan bagus karena ada perhatian selama sekolah di SLB," jelasnya.

Menurut Sukaton, tidak ada bullying yang dialami Firmansyah.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com