UNGARAN, KOMPAS.com - Beredar sebuah video tentang anak yang di-bully teman-temannya di sekolahnya hingga harus pindah ke sekolah luar biasa (SLB). Di video tersebut ada tulisan "sangking sering dibulli temannya disekolah sampai pindah ke sekolah luar biasa (SLB)".
Dalam video tersebut, tampak seorang laki-laki tua memakai batik dan anak sekolah berseragam sekolah dasar. Kemudian perekam video bertanya dalam Bahasa Jawa, bertanya kepada lelaki tua tersebut.
"Sekolah ting pundi pak (sekolah di mana)?". Lalu dijawab "Ting SLB (di SLB)."
Baca juga: Pengantin di Lombok Di-bully karena Kenakan Kain Lusuh Saat Jalani Kawin Culik, Kini Dapat Hadiah
"Loh, saget ngomong kok sekolah ting SLB (Loh, bisa bicara kok sekolah di SLB)," jawab perekam.
"Ting SD, diganggu koncone. Pas nulis kertase disuek-suek kancane (di SD diganggu temannya, pas nulis kertasnya disobek temannya)," kata bocah tersebut.
"Boten lapor gurune (tidak lapor gurunya)?" tanya perekam
"Pripun wadul bocahe bejijak nggih mboten ndue kapok (mau lapor gimana, anaknya bandel tidak punya jera)," kata si bapak tua.
Dikonfirmasi mengenai video tersebut, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang Jawa Tengah Sukaton Purtomo Priyatmo mengatakan telah menelusurinya.
"Saya sudah cek ke Pakis Kecamatan Bringin, itu kejadian sekira dua tahun lalu," ujarnya, Rabu (31/5/2023).
"Dan anak tersebut adalah siswa inklusi, memang kemudian pindah sekolah. Tapi informasinya sekarang sudah keluar," kata Sukaton.
Dia menegaskan bahwa seluruh anak memiliki hak yang sama dalam memeroleh pendidikan. "Apalagi di sekolah negeri sudah bisa menerima siswa inklusi," paparnya.
Sukaton menyatakan bahwa lingkungan sekolah harus bebas dari tindakan perundungan, terutama yang dilakukan antar-siswa. "Guru harus bisa menjalankan fungsi kontrol sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan aman, nyaman, dan membahagiakan," ungkapnya.
Baca juga: Polisi Dalami Pengakuan Keluarga Siswa SD di Sukabumi yang Tewas Setelah Dirundung
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.