Soal dirinya dilaporkan ke Polres Wakatobi atas insiden yang terjadi pada Senin (15/5/2023), Ilmiati Daud mengungkapkan mengetahui hal tersebut.
"Kabarnya saya sudah dilaporkan," katanya.
Atas hal tersebut dirinya pun siap menempuh jalur hukum.
Pasalnya, pada saat kejadian ketika menagih komitmen Pilkada 2020, Ilmiati Daud merasa terancam menghadapi empat orang lelaki diketahui ajudan Bupati Wakatobi.
"Posisinya saat itu saya sendirian perempuan dalam ruangan (Bupati Haliana)," tuturnya.
Sehingga, menurutnya dirinya lah yang harus melaporkan kejadian tersebut.
"Karena saya yang korban, tapi malah saya pula yang dilaporkan," jelasnya.
Baca juga: Dukung Keberlanjutan Pengelolaan Laut, Kementerian KP Maksimalkan Peran AKKP Wakatobi
Ilmiati Daud juga menegaskan tak ada kontak fisik yang terjadi seperti kabar yang beredar.
"Saya juga heran (dilaporkan), karena saya tidak pernah sentuh dan tak ada kontak fisik," jelasnya.
Bahkan, kata Ilmiati Daud setelah insiden yang terjadi, ia sempat mendatangi Polres Wakatobi untuk mengadukan insiden tersebut.
"Tapi saya masih anggap dia (Haliana) sebagai adik saya. Saya tidak mengira, hal ini terjadi pada saya," jelasnya.
Ia pun membuka pintu damai jika niatan tersebut berjalan dengan baik.
"Jika dia niatnya baik kita akan berjalan dengan baik. Orang yang berniat baik Insyaallah mendapat kebaikan," tuturnya.
Baca juga: Jokowi Resmikan Tiga Pelabuhan Penyeberangan dan Satu KMP di Wakatobi
Wabub dua periode ini, merasa tertipu karena menganggap dirinya sebagai alat politik rekan memimpinnya di Pemerintahan Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Menurutnya selama tiga tahun ikut mengawas pemerintahan, tugasnya sebagai Wakil Bupati telah dikebiri.
Sehingga, membuatnya kesal dan menagih janji Haliana.
"Manusia itu yang dipegang bicaranya, kita manusia biasa saja. Saya saja sebagai seorang ibu berusaha memenuhi janji saya pada anak saya, apalagi sebagai seorang pemimpin, apakah dia tidak masuk dalam golongan orang munafik?," tuturnya dalam konferensi pers yang berlangsung di Rupa Coffee, Jl Antero Hamra, Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (17/5/2023).
Baca juga: Tinjau Pameran UMKM di Wakatobi, Jokowi Pesan Abon Ikan Tuna
Ia mengungkapkan dirinya selama ini bahkan tak begitu dilibatkan dalam berbagai kegiatan penting pemerintahan.
"Saat rapat penting pun saya tidak dilibatkan. Sepertinya sudah tidak butuh pengawasan lagi," tuturnya.
Sampai pada akhirnya, Ilmiati Daud kesal dan menagih komitmen tersebut. Sayangnya respons Bupati terkesan lepas tangan.
"Dan kau bisa duduk di situ tekiri no mia koruo (adalah buah dari susah payah orang banyak), ku hambakomo leama (saya teramat membantu kamu dengan baik, maka ko anu faana (tapi kamu membuatnya seperti ini)," tuturnya menirukan ucapannya kepada Haliana.
Bahkan ia merasa menjadi alat politik untuk kemenangan Haliana kala itu yang berpasangan dengannya.
Baca juga: Menteri Trenggono Serahkan Wakatobi AIS untuk Dukung Percepatan Penangkapan Ikan Terukur di Wakatobi
Meski demikian, menurutnya kesalahan juga terjadi pada patahnya koordinasi birokrasi.
"Saya juga menilai koordinasi birokrasi yang sudah patah. Membuat hal ini pun semakin berlarut-larut," jelasnya.