Agar Angga datang ke lokasi yang direncanakan, sejumlah anggota Brimob menahan teman Angga dan menyuruh berbohong bahwa bahan bakar sepeda motornya sudah habis.
Awalnya, pukul 24.00 WIB, teman Angga yang sedang bermain ke rumahnya pamit untuk pulang.
Tidak lama, teman Angga menghubungi adik Angga melalui pesan Instagram dan meminta tolong lantaran kehabisan bensin motor di sekitar kawasan Kebun Kopi, Paal Merah, Jambi.
"Teman saya itu nge-DM adik saya, ‘Tolong, Kak, minyak motor saya habis’. Dia di sekitar Kebun Kopi, dekat Unaja,” tuturnya.
Walau sempat curiga dan takut, Angga akhirnya pergi bersama kawannya yang lain untuk menolong temannya tadi.
Namun, sesampai di sana, Angga dan temannya dikepung anggota kepolisian.
“Saya lihat teman saya bersama seseorang lagi. Saat kami mendekatinya, tiba-tiba kami diserbu. Kawan kami ditendang dan jatuh,” katanya.
Saat temannya dipukul, Angga sempat melarikan diri. Namun, dia dikejar dengan menggunakan sepeda motor.
Angga yang terjatuh langsung dikeroyok. Kepalanya dipukul dan punggung ditendang berkali-kali.
"Kalau keterangan pihak polisi, ada enam orang polisi, tapi saya tahu ramai di sana," ujar Angga.
Para anggota Brimob kemudian membawa Angga dengan menggunakan sepeda motor.
Angga sempat berteriak meminta tolong saat melihat warga di tengah perjalanan.
Namun, dia dua kali ditodong dengan senjata api di dua lokasi berbeda.
"Saya kan bonceng tiga. Saya sempat teriak minta tolong dan saat itu ada pelaku lainnya pakai sepeda motor merapat ke saya dan menodongkan senjata. Saya diancam waktu itu, 'Kau diam, kalau tidak aku tembak kau. Lalu saat di dekat rumah keluarga saya, saya lihat-lihat. Kemudian dia berkata, 'Kau ngapo nengok-nengok? Dikeluarkan lagi senjata itu,” tutur Angga.
Angga dan para pelaku penganiayaan ini kemudian tiba di sebuah lapangan yang berada di Kenali Asam Atas.