Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putranya Diduga Dikeroyok Oknum Brimob Polda Maluku, Ibunda: Mereka Minta Damai, Saya Tak Mau

Kompas.com - 05/05/2023, 16:26 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com- Josina Lesnussa, orangtua dari Michael Lesunussa (22) mengaku tak terima putranya yang merupakan mahasiswa Universitas Pattimura Ambon babak belur dikeroyok oknum Brimob dan sejumlah pemuda.

Menurutnya pengeroyokan itu terjadi di kawasan Kudamati, Ambon, Kamis (4/5/2023).

Baca juga: Oknum Brimob dan Sejumlah Pemuda Diduga Aniaya Mahasiswa di Ambon hingga Babak Belur

Minta diselesaikan dengan damai

Josina mengaku kesal karena ada upaya dari sejumlah oknum polisi dengan mencoba melindungi Bripda GS, oknum brimob Polda Maluku yang diduga terlibat dalam kasus pengeroyokan terhadap korban.

Sejumlah oknum polisi yang menangani kasus itu, kata Josina, mencoba membujuk Josina agar kasus tersebut dapat diselesaikan secara damai tanpa melalui proses hukum.

“Cuma saya kurang puas dari Paminal Propam itu mereka seolah-olah mau membela anggota yang salah makanya saya keluarkan di media,” kata Josina kepada Kompas.com, Jumat (5/5/2023).

Baca juga: Polisi di Ambon Ditikam OTK, Mengaku Sempat Dibuntuti 2 Orang

Ia mengaku saat melaporkan kasus tersebut ke SPKT Polda Maluku, nama Bripda GS juga tidak dicatat dalam laporan polisi meski terduga pelaku ikut dilaporkan.

Selain itu saat kasus tersebut dilaporkan ke Propam Polda Maluku, ada sejumlah oknum yang membujuknya agar kasus tersebut diselesaikan dengan damai.

“Tadi saya di Propam, saya menilai mereka itu tidak bagus, kenapa? karena mereka mau atur bikin damai, saya bilang ke mereka tidak bisa begitu, anak saya ini mandi darah menjadi korban dan (pelaku) ini seorang anggota, harus diproses,” kata Josina.

Baca juga: Pesan Teman Wanita di MiChat, Pria di Batam Malah Jadi Korban Pengeroyokan dan Pemerasan


Minta Kapolda mengusut

Josina menambahkan kasus tersebut harus diproses secara transparan. Para pelaku termasuk oknum Brimob yang diduga terlibat harus dihukum agar ada efek jera bagi para anggotra lainnya.

“Saya tidak mau atur damai harus tindak dia agar jangan ada anggota yang bikin seperti begitu lagi,” katanya.

Terkait kasus itu ia berharap Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif agar dapat mengusut kasus tersebut hingga tuntas dan para pelaku dihukum sesuai perbuatannya.

“Harusnya kan jadi pelindung dan pengayom bagi masyarakat bukan begitu kepada masyarakat. Harapan saya kasusnya diproses secara adil,” katanya.

Baca juga: Kakek 65 Tahun di Maluku Tengah Ditangkap karena Cabuli Bocah 13 Tahun hingga Hamil

Penjelasan Polda Maluku

Kepala Bidang Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat yang dikonfirmasi Kompas.com memebenarkan adanya aksi pengeroyokan yang diduga melibatkan oknum Brimob Polda Maluku tersebut.

Menurut Roem kasus tersebut saat ini sedang dalam proses penyelidikan.

Ia menegaskan apabila dalam proses penyelidikan terbukti ada anggota yang terlibat dalam aksi pengeroyokan tersebut maka anggota tersebut akan ditindak tegas sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

Regional
Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Regional
Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com