"Saya berenang dua hari satu setengah malam," kenangnya.
Dia menceritakan selama berenang tidak memperoleh asupan makanan sama sekali. Dia hanya mengonsumsi air laut jika haus. Untuk mempertahankan diri di laut, Badco selalu bergantian menggerakkan kaki dan tangannya.
"Ingat anak saja, saya berenang. Saya mendengar anak sebut saya punya nama. Di situ saya semangat berenang."
Badco baru bertemu Pulau Bedwell pada pagi hari. Di situlah dia bertemu dengan 10 ABK Perahu Dioskuri. Dia diberikan pakaian serta makanan berupa ikan.
Setelah enam hari berada di pulau tersebut, mereka baru ditemukan oleh otoritas Australia yang melakukan patroli menggunakan pesawat. Dan sekitar satu jam kemudian barulah datang helikopter tim SAR untuk melakukan upaya penyelamatan.
Baca juga: 2 Kapal Nelayan Asal Indonesia Masih Hilang di Perairan Australia
Dia juga menceritakan selama berada di pulau, mereka tidur seadanya dan hanya mengonsumsi air laut.
Meski berhasil selamat, Badco harus kehilangan bapak mertua dan adiknya yang hingga saat ini masih belum ditemukan.
Musibah itu telah dijadikan pengalaman bagi Badco untuk tetap memperhatikan cuaca jika harus melaut lagi.
Bagi Badco, profesi nelayan adalah satu-satunya pekerjaan yang bisa mendatangkan uang. Dia mengaku sekali melaut selama 12 hingga 14 hari, dirinya bisa memperoleh penghasilan Rp20 juta hingga Rp30 juta.
Sementara itu, suasana haru juga terjadi saat nahkoda Perahu Motor Dioskuri yakni Wilhelmus Bora'a (40) tiba di rumahnya di Dusun Faifua, Desa Papela.
Dia langsung disambut istri dan keluarga lainnya di depan rumah. Pelukan dan tangis mereka pun pecah ketika itu.
Wilhelmus yang memiliki empat orang anak ini mengaku baru dua tahun menjadi nahkoda kapal untuk mencari ikan di sekitar perairan perbatasan.
Baca juga: 11 Nelayan Asal Rote Terdampar 11 Hari Tanpa Makan dan Minuman di Pulau Kecil di Perairan Australia
Dia menceritakan selama enam hari berada di Pulau Bedwell mereka hanya menonsumsi air laut dan ikan yang telah mati dan terdampar pantai.
Nasib Wilhelmus dan sembilan ABK lainnya lebih beruntung, karena saat diterpa Badai Ilsa, mereka langsung terbawa ke Pulau Bedwell.
Dari peristiwa tersebut, Wilhelmus masih enggan melaut lagi dalam waktu dekat ini. "Saya masih trauma," katanya.