Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangisan Sang Ibu Menyambut Anaknya yang Terdampar di Australia Pulang ke Rote Ndao: Bahagia tapi Menyakitkan

Kompas.com - 05/05/2023, 14:15 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 11 nelayan asal Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, telah dipulangkan ke kampung halamannya di Desa Papela, pada Minggu (30/4).

Ke-11 nelayan tersebut mencakup 10 ABK dari Kapal Dioskuri 01 dan satu ABK dari Perahu Motor Putri Jaya. Mereka diselamatkan otoritas Australia di Pulau Bedwell, Rowley Shoals, Australia Barat.

Tangisan kerabat dan orang tua dari Badco Said Jalating alias Rama Jalating, tidak bisa dibendung lagi, saat petugas PSDKP, Komandan Pos Angkatan Laut Papela dan Kapolsek Rote Timur, tiba di Desa Papela, Kecamatan Rote Timur, untuk mengantar kembali anak mereka.

Mereka tak kuasa menahan rasa haru atas kepulangan Badco Said Jalating yang berhasil lolos dari maut saat kapalnya dihantam Badai Isla di perairan perbatasan antara Australia dan Indonesia.

Baca juga: 11 Nelayan Asal NTT yang Terdampar di Australia Tiba di Kampung Halaman

Sa'adiah Badco, ibu dari Badco Said Jalating, langsung berlari keluar dari dalam rumahnya untuk menyambut anaknya.

"Rasanya bahagia tapi lebih menyakitkan, karena yang menyakitkan itu dua yang pergi, satu yang kembali," kata Sa'adiah kepada wartawan di NTT, Eliazar Robert, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Sa'adiah mengatakan, meski anaknya Badco Said Jalating bisa selamat dari maut, tapi satu anaknya yang lain yakni Syafrudin Jalating, hingga saat ini masih hilang. Kakak beradik itu ikut melaut sebagai ABK di perahu motor Putri Jaya, namun hanya Badco Said Jalating yang selamat setelah berenang selama 30 jam.

"Harapan saya, saya kalau diijinkan, dua anak saya kembali. Itu yang saya inginkan," ujar Sa'adiah.

Sa'adiah mengaku sempat melarang saat kedua anaknya hendak melaut mengikuti Perahu Motor Putri Jaya, pada tanggal 7 April 2023.

Baca juga: Terdampar di Australia, 11 Nelayan Dipulangkan ke Indonesia

"Sudah (melarang), tapi yang namanya nelayan disini semua nelayan harus mendengar kata juragan. Kalau juragan bilang berangkat, berarti harus berangkat walaupun itu apapun yang terjadi," kata Sa'adiah dengan terbata-bata.

Bahkan, lanjut Sa'adiah, dia sempat ikut ke pelabuhan untuk mengingatkan agar tidak berangkat karena melihat angin yang sangat kencang saat itu. Namun, keduanya tetap harus berangkat karena telah diperintah oleh juragan atau nahkoda kapal yakni Arsad Saleh.

"Saya hanya mendoakan kalau mereka bisa dengan selamat, maka pulang pun dengan selamat," harapnya ketika itu.

Syafrudin Jalating adalah satu dari delapan ABK yang hilang.

ABK Perahu Putri Jaya lainnya yang masih hilang hingga saat ini adalah Arsad Saleh (49), Salman Kawak (47), Harno Acing (41), Muhammad Yamin (25), Rendi (19), Jun, dan Iven.

Baca juga: 8 Nelayan Asal NTT Hilang Selama 2 Pekan di Perairan Australia, Terdampak Siklon Tropis Ilsa

11 nelayan terdampar di pulau Australia

Sebelas nelayan yang terdampar di sebuah pulau kecil di Australia kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).KKP/ELIAZAR ROBERT via BBC Indonesia Sebelas nelayan yang terdampar di sebuah pulau kecil di Australia kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebanyak 11 nelayan yang selamat mencakup 10 ABK dari Kapal Dioskuri 01 dan satu ABK dari Perahu Motor Putri Jaya.

10 ABK dari Kapal Dioskuri 01 meliputi Welhelmus Bura'a (41), Yanuanse Rifael Bella (48), Ferianus Semuel Daan ((45), Ibrahim Pau (55), Yandro Rano (35), Nikson Thomson Julianus Risi (41), Sepri Rote (17), Sahbudin Mala (51), Gat Doma (52) dan Rahman Irwan Ndun (29).

Satu-satunya ABK Perahu Motor Putri Jaya yang selamat hanyalah Badco Said Jalating (24), sedangkan delapan ABK lainnya masih dinyatakan hilang, termasuk saudara kandung Badco yaitu Syafrudin Jalating.

Para nelayan tersebut dipulangkan oleh pemerintah Australia melalui Denpasar, Bali pada Jumat (28/4) dengan menggunakan pesawat carteran.

Saat tiba di Bali, mereka diterima oleh perwakilan dari Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan PerikananKementerian Kelautan dan Perikanan (KKP KKP).

Baca juga: Detik-detik Penyelamatan 11 Nelayan Indonesia yang Terdampar di Australia, 6 Hari Tanpa Makanan

Pada Minggu (30/4) 11 nelayan tersebut tiba di andara El Tari Kupang, pukul 11.30 WITA dan 12.45 WITA menggunakan dua pesawat komersil berbeda dan mereka didampingi oleh tiga petugas dari Ditjen PSDKP KKP.

Di hari yang sama, pada pukul 15.00 Wita, kesebelas nelayan tersebut langsung diberangkatkan ke Rote Ndao menggunakan kapal feri penyeberangan melalui pelabuhan dermaga Bolok, Kupang.

Setelah menempuh perjalanan laut selama empat jam, pada pukul 19.00 Wita kapal penyeberangan tiba di Pelabuhan Pantai Baru.

Tepat pukul 20.00 Wita, Minggu (30/4), mereka tiba di Pos Angkatan Laut Papela, Kecamatan Rote Timur, untuk dilakukan pengecekan terakhir sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.

Baca juga: Kemenlu Pastikan 11 Nelayan WNI yang Terdampar di Australia Bakal Dipulangkan ke RI

Gelap gulita saat terjadi badai

Para nelayan dipulangkan oleh pemerintah Australia melalui Denpasar, Bali, pada Jumat (28/4) dengan menggunakan pesawat carteran.KKP/ELIAZAR ROBERT via BBC Indonesia Para nelayan dipulangkan oleh pemerintah Australia melalui Denpasar, Bali, pada Jumat (28/4) dengan menggunakan pesawat carteran.
Badco Said Jalating menceritakan pada tanggal 12 April, sekitar tengah malam, perahu mereka dihantam gelombang dan angin kencang. Perahu mereka tiba-tiba terbalik.

"Saat terbalik kita sembilan orang masih terkumpul," kata Badco.

Dalam keadaan gelap gulita, dia sempat menggenggam tangan adiknya, Syafrudin Jalating, sambil memegang badan perahu yang terbalik. Tapi karena benturan kayu dan gelombang besar, tangan adiknya terlepas. Mereka pun terpisah sejak saat itu.

"Saya pegang tangan adik saya dan pegang perahu. Tapi karena benturan dari kayu, adik saya terlepas," kata Badco menceritakan peristiwa tersebut.

Pada pagi harinya, Badco telah berada di laut biru dan terus terbawa arus.

"Saya tidak tahu itu di bagian mana lagi, ya pasrah saja", katanya.

Baca juga: Australia Selamatkan 11 Nelayan Indonesia yang Terdampar 6 Hari Tanpa Makanan

Meski tidak terlihat pulau, Badco pantang menyerah. Dia terus berupaya untuk berenang.

"Saya berenang dua hari satu setengah malam," kenangnya.

Dia menceritakan selama berenang tidak memperoleh asupan makanan sama sekali. Dia hanya mengonsumsi air laut jika haus. Untuk mempertahankan diri di laut, Badco selalu bergantian menggerakkan kaki dan tangannya.

"Ingat anak saja, saya berenang. Saya mendengar anak sebut saya punya nama. Di situ saya semangat berenang."

Badco baru bertemu Pulau Bedwell pada pagi hari. Di situlah dia bertemu dengan 10 ABK Perahu Dioskuri. Dia diberikan pakaian serta makanan berupa ikan.

Setelah enam hari berada di pulau tersebut, mereka baru ditemukan oleh otoritas Australia yang melakukan patroli menggunakan pesawat. Dan sekitar satu jam kemudian barulah datang helikopter tim SAR untuk melakukan upaya penyelamatan.

Baca juga: 2 Kapal Nelayan Asal Indonesia Masih Hilang di Perairan Australia

Dia juga menceritakan selama berada di pulau, mereka tidur seadanya dan hanya mengonsumsi air laut.

Meski berhasil selamat, Badco harus kehilangan bapak mertua dan adiknya yang hingga saat ini masih belum ditemukan.

Musibah itu telah dijadikan pengalaman bagi Badco untuk tetap memperhatikan cuaca jika harus melaut lagi.

Bagi Badco, profesi nelayan adalah satu-satunya pekerjaan yang bisa mendatangkan uang. Dia mengaku sekali melaut selama 12 hingga 14 hari, dirinya bisa memperoleh penghasilan Rp20 juta hingga Rp30 juta.

Sementara itu, suasana haru juga terjadi saat nahkoda Perahu Motor Dioskuri yakni Wilhelmus Bora'a (40) tiba di rumahnya di Dusun Faifua, Desa Papela.

Dia langsung disambut istri dan keluarga lainnya di depan rumah. Pelukan dan tangis mereka pun pecah ketika itu.

Wilhelmus yang memiliki empat orang anak ini mengaku baru dua tahun menjadi nahkoda kapal untuk mencari ikan di sekitar perairan perbatasan.

Baca juga: 11 Nelayan Asal Rote Terdampar 11 Hari Tanpa Makan dan Minuman di Pulau Kecil di Perairan Australia

Dua perahu nelayan asal Pulau Rote, NTT, diterjang Siklon Tropis Ilsa.AMSA via BBC Indonesia Dua perahu nelayan asal Pulau Rote, NTT, diterjang Siklon Tropis Ilsa.
Dia menceritakan selama enam hari berada di Pulau Bedwell mereka hanya menonsumsi air laut dan ikan yang telah mati dan terdampar pantai.

Nasib Wilhelmus dan sembilan ABK lainnya lebih beruntung, karena saat diterpa Badai Ilsa, mereka langsung terbawa ke Pulau Bedwell.

Dari peristiwa tersebut, Wilhelmus masih enggan melaut lagi dalam waktu dekat ini. "Saya masih trauma," katanya.

Kepala Bidang Pengasawan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Dinas Perikanan (PSDKP DKP) NTT, Merry Foenay, menjelaskan para nelayan yang menggunakan dua kapal yakni Perahu Motor Dioskuri dan Perahu Motor Putri Jaya saat berangkat melaut tidak mengambil ijin dari pemerintah ataupun melapor ke Dinas Perikanan NTT maupun ke pihak Angkatan Laut.

"Karena jika mereka melapor maka sudah pasti pemerintah akan melarang dan juga memberikan peringatan tentang cuaca yang telah dikeluarkan BMKG saat itu," ujar Merry.

Baca juga: 184 Pengungsi Rohingya Terdampar di Aceh Timur, Diturunkan Paksa dari Kapal

Dia mengaku pemerintah tidak pernah mengetahui keberangkatan kedua perahu motor tersebut untuk mencari ikan di wilayah perairan dekat perbatasan dengan Australia.

"Ini semua tergantung kesadaran dari para nelayan agar mau melapor ke pemerintah untuk mendapatkan ijin berlayar setiap kali akan melaut," katanya.

Merry mengklaim setiap tahunnya selalu memberikan sosialisasi dan edukasi terhadap para nelayan di Papela dan juga beberapa daerah lainnya di NTT untuk memperhatikan faktor keselamatan.

Dia berharap peristiwa ini bisa menjadi pengalaman bagi seluruh nelayan agar memperhatikan faktor keselamatan dan juga melapor kepada pemerintah setiap akan melaut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Ajak YouTuber Korsel ke Hotel, ASN Kemenhub Polisikan Sebuah Akun Facebook

Viral Ajak YouTuber Korsel ke Hotel, ASN Kemenhub Polisikan Sebuah Akun Facebook

Regional
Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Regional
Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Regional
Petualangan 'Geng Koboi' di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Petualangan "Geng Koboi" di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Regional
Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Regional
6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

Regional
Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Regional
Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Regional
Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Regional
Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Regional
Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Regional
KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

Regional
Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Regional
Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com