10 ABK dari Kapal Dioskuri 01 meliputi Welhelmus Bura'a (41), Yanuanse Rifael Bella (48), Ferianus Semuel Daan ((45), Ibrahim Pau (55), Yandro Rano (35), Nikson Thomson Julianus Risi (41), Sepri Rote (17), Sahbudin Mala (51), Gat Doma (52) dan Rahman Irwan Ndun (29).
Satu-satunya ABK Perahu Motor Putri Jaya yang selamat hanyalah Badco Said Jalating (24), sedangkan delapan ABK lainnya masih dinyatakan hilang, termasuk saudara kandung Badco yaitu Syafrudin Jalating.
Para nelayan tersebut dipulangkan oleh pemerintah Australia melalui Denpasar, Bali pada Jumat (28/4) dengan menggunakan pesawat carteran.
Saat tiba di Bali, mereka diterima oleh perwakilan dari Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan PerikananKementerian Kelautan dan Perikanan (KKP KKP).
Baca juga: Detik-detik Penyelamatan 11 Nelayan Indonesia yang Terdampar di Australia, 6 Hari Tanpa Makanan
Pada Minggu (30/4) 11 nelayan tersebut tiba di andara El Tari Kupang, pukul 11.30 WITA dan 12.45 WITA menggunakan dua pesawat komersil berbeda dan mereka didampingi oleh tiga petugas dari Ditjen PSDKP KKP.
Di hari yang sama, pada pukul 15.00 Wita, kesebelas nelayan tersebut langsung diberangkatkan ke Rote Ndao menggunakan kapal feri penyeberangan melalui pelabuhan dermaga Bolok, Kupang.
Setelah menempuh perjalanan laut selama empat jam, pada pukul 19.00 Wita kapal penyeberangan tiba di Pelabuhan Pantai Baru.
Tepat pukul 20.00 Wita, Minggu (30/4), mereka tiba di Pos Angkatan Laut Papela, Kecamatan Rote Timur, untuk dilakukan pengecekan terakhir sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
Baca juga: Kemenlu Pastikan 11 Nelayan WNI yang Terdampar di Australia Bakal Dipulangkan ke RI
Badco Said Jalating menceritakan pada tanggal 12 April, sekitar tengah malam, perahu mereka dihantam gelombang dan angin kencang. Perahu mereka tiba-tiba terbalik.
"Saat terbalik kita sembilan orang masih terkumpul," kata Badco.
Dalam keadaan gelap gulita, dia sempat menggenggam tangan adiknya, Syafrudin Jalating, sambil memegang badan perahu yang terbalik. Tapi karena benturan kayu dan gelombang besar, tangan adiknya terlepas. Mereka pun terpisah sejak saat itu.
"Saya pegang tangan adik saya dan pegang perahu. Tapi karena benturan dari kayu, adik saya terlepas," kata Badco menceritakan peristiwa tersebut.
Pada pagi harinya, Badco telah berada di laut biru dan terus terbawa arus.
"Saya tidak tahu itu di bagian mana lagi, ya pasrah saja", katanya.
Baca juga: Australia Selamatkan 11 Nelayan Indonesia yang Terdampar 6 Hari Tanpa Makanan
Meski tidak terlihat pulau, Badco pantang menyerah. Dia terus berupaya untuk berenang.