Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Pilihan dengan Pemilik Lahan di Pilkades, 5 KK di Kolaka Utara Terpaksa Pindahkan Rumahnya

Kompas.com - 04/05/2023, 16:02 WIB
Kiki Andi Pati,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com -  Sebanyak 5 Kepala Keluarga (KK) di Desa Maroko, Kecamatan Ranteangin, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terpaksa memindahkan rumahnya dari lahan milik warga berinisial SO.

Kelima KK itu diminta pindah karena dianggap tidak mendukung calon kepala desa (kades) yang masih kerabat dengan pemilik lahan. Mereka pun terpaksa angkat kaki dari lahan yang telah mereka tumpangi selama hampir 20 tahun. 

Pemilihan kepala desa (Pilkades) tersebut digelar pada Minggu (30/4/2023) lalu.

Kapolsek Ranteangin Ipda Ady Supriadi membenarkan kejadian tersebut. Ia mengungkapkan, pemindahan rumah itu dipicu oleh ucapan keluarga pemilik tanah yang menyindir kelima karena tidak memberikan dukungan kepada kerabat pemilik lahan yang mencalonkan diri di Pilkades.

Baca juga: Dua Pria di Kolaka Utara Duel Pakai Senjata Tajam, Diduga Gara-gara Pilkades

 

"Dianggap tidak memberikan suara atau dukungan kepada calon kades, keluarga dari pemilik tanah. Makanya setelah selesai pencoblosan mereka disindir dan disinggung oleh keluarga pemilik tanah, karena kesal sampai ada kata 'ini orang tidak ada ucapan terima kasihnya, padahal sudah ditolong dan diberikan tumpangan tanah'," tutur Kapolsek Ranteangin kepada kompas.com, Kamis (4/5/2023). 

Ipda Ady Satria mengatakan karena tak sanggup mendengar sindiran tersebut, kelima KK tersebut akhirnya berinisiatif pindah dari lahan milik SO pada Senin (1/5/2023). 

Rumah panggung milik lima KK itu dipindahkan secara gotong-royong oleh keluarga mereka dibantu warga sekitar. 

Ady mengatakan lokasi pemindahan rumah kelima KK itu tidak jauh dari lahan yang mereka tempati sebelumnya. 

"Pindahnya inisiatif sendiri mereka. Senin siang mereka angkat barang- barang, rangka dan tiang rumah diangkat keluarga dan warga ikut membantu," terangnya 

"Tidak ada kata diusir, bahkan yang punya tanah tidak pernah ada kata usir. Hanya keluarganya yang jengkel," ungkapnya. 

Ia menambahkan, lahan yang ditumpangi 5 KK itu merupakan milik calon kades yang mereka dukung. Selain itu juga masih ada hubungan keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com