Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kantor Polisi Diserang Lagi...

Kompas.com - 29/04/2023, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

Kinerja pimpinan dipertanyakan

Khairul Fahmi dan Gufron Mabruri sama-sama menyebut “kontrol internal” sebagai faktor penyebab kekerasan yang selalu berulang antar-anggota kedua lembaga.

Gufron menganggap “lemahnya kontrol internal” menyebabkan anggota TNI “nyelonong” melakukan aksi “vigilante” atau main hakim sendiri.

“Ini pertanyaan buat pimpinan, buat komandan, harus ada evaluasi sejauh mana efektivitas kendali komando, kontrol, pengawasan terhadap pasukannya. Jangan sampai dengan alasan rivalitas antar institusi, sesuatu yang tidak boleh dilakukan, tapi diam-diam disetujui. Itu efek dari sebuah pembiaran,” ujar Gufron.

Menurut Fahmi, pemimpin juga harus menunjukkan “keteladanan dan kemampuan melakukan pengawasan”, jangan malah “larut” dalam solidaritas anggotanya.

Baca juga: Kapolda Sulsel Kunjungi Markas Polres Jeneponto Usai Diserang OTK

“Misalnya ingin memberi contoh adanya sinergitas antara dua kelompok kuat ini, sinergitas yang tulus yang ditunjukkan. Jangan sampai di depan senyam-senyum, salam-salaman, rangkul-rangkulan, di belakang bergosip, bergunjing, saling menjelekkan satu sama lain,” kata Fahmi memberikan saran.

Jangan dibiarkan

Menurut Gufron Mabruri, pembiaran terhadap penyerangan kantor polisi di beberapa wilayah berbeda “tidak bisa dibenarkan” karena akan berdampak pada efektivitas pelaksanaan tugas kedua institusi keamanan, yang pada akhirnya merugikan publik.

Wakil Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Andi Muhammad Rezaldy mengatakan, konflik antara TNI dengan Polri akan memberikan dampak buruk terhadap situasi keamanan dan pertahanan negara.

"Terlebih, konflik antara dua lembaga yang memiliki massa besar bahkan memiliki wewenang untuk menggunakan senjata akan turut membahayakan masyarakat sipil," kata Andi kepada BBC News Indonesia.

Baca juga: Mapolres Jeneponto Diserang OTK, Bom Molotov Meledak dan Satu Polisi Tertembak

Oleh sebab itu, kata Gufron, masalah ini perlu dibenahi secara tuntas, mulai dari membenahi kedisiplinan, jiwa korsa, kontrol internal, sampai harus ada penegakan hukum

“Mereka itu institusi negara, aparat keamanan, yang seharusnya menjunjung tinggi aturan hukum, kalau mereka melakukan aksi kekerasan, mereka harus mendapat sanksi yang jauh lebih berat dibandingkan ketika pelakunya adalah warga negara,” tegas Gufron.

Menurut hasil pemantauan Kontras, mayoritas kasus kekerasan antara TNI dengan Polri tidak ada penyelesaian secara hukum.

Andi Muhammad Rezaldy menyebut hanya kasus penyerangan Polsek Ciracas diselesaikan lewat jalur hukum.

“Saat ini sudah ada 65 anggota TNI yang diproses secara hukum,” kata Andi.

Sepanjang masa kepemimpinan Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI, Kontras mencatat setidaknya ada 19 konflik antara TNI dengan Polri, meliputi penganiayaan, penembakan, bentrokan, perusakan fasilitas, dan intimidasi.

Baca juga: Mobil Polisi Ditemukan Hangus Terbakar di Pinggir Sawah, Sempat Hebohkan Warga Jeneponto

“Kami juga mencatat rangkaian konflik yang ada telah berimplikasi 26 korban baik luka maupun meninggal dunia, dengan rinican enam dari TNI dan 20 dari Polri,” ujar Andi memaparkan.

Ketika TNI mendapat lebih banyak sorotan dalam hal ini, Khairul Fahmi mengatakan, Polri juga perlu diingatkan agar para anggotanya “lebih berhati-hati, menjaga sikap, dan perilaku dalam pergaulan di tengah masyarakat”.

“Sebagai lembaga yang bertugas melindungi dan mengayomi masyarakat, lembaga ini masih belum cukup berhasil memperbaiki kepercayaan maupun citra dan reputasinya yang memburuk di mata masyarakat setelah didera sejumlah masalah,” ujar Fahmi.

Wartawan Muh Aidil di Makassar, Sulawesi Selatan, berkontribusi dalam artikel ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com