"Padi, kacang-kacangan, dan jagung berlimpah. Hutan menyediakan lilin dan kayu yang sangat baik, khususnya kayu sapan yang kualitasnya tidak ada duanya di dunia seluruh nusantara," tulis Boers mengutip kisah perjalanan Schelle dan Tobias dari sepucuk surat resmi, 1824.
Hasil bumi seperti kopi, lada, dan kapas juga menjadi sumber pendapatan utama penduduk di Pulau Sumbawa.
Baca juga: Cuaca Ekstrem, Jalur Pendakian Gunung Tambora Ditutup
Sementara sebuah teluk di selatan Dompu, menyimpan kekayaan laut berupa mutiara yang berukuran besar. Masyarakat kala itu masih leluasa mengambilnya karena belum diawasi.
Di Bima, lanjut Boers, ladang garam membentang luas. Hasil alam ini dipasok penduduknya ke berbagai wilayah seperti Bonerate, Manggarai, Selayar dan Bone.
Dalam buku itu, Boers juga menceritakan pandangan Schelle dan Tobias tentang warga setempat saat mengunjungi wilayah Kerajaan Tambora.
Mereka menyebut warga di wilayah ini memiliki bahasa sendiri yang hampir mirip dengan satu bahasa di Flores. Bahkan, Sanggar dan Tambora tidak saja berbeda dari segi bahasa, tetapi juga dari segi penampilan dan mental.
"Menurut mereka sebagian besar penduduk Tambora berasal dari Manggarai di Flores," tulis Boers.
Baca juga: 4 Jalur Pendakian Gunung Tambora NTB Dibuka, Catat Syarat Mendakinya
Schelle dan Tobias memiliki alasan tersendiri membandingkan penduduk Tambora dengan penduduk paling berani di nusantara ini.
Penduduk di wilayah itu sangat cerdas dan pandai dalam mengelola serta melestarikan kekayaan alam yang dimiliki.
Mereka sangat patuh terhadap hukum yang berlaku, namun jika aturan itu dilanggar oleh warga atau penguasa, mereka tak segan membunuh atau mengasingkannya ke luar wilayah Tambora.
"Mereka patuh pada hukum tetapi jika penguasa mereka gagal untuk patuh seperti mereka dalam hal ini, dia akan segera menghadapi risiko kehilangan nyawanya atau paling tidak diasingkan ke negara asing," kata Boers mengutip surat Schelle dan Tobias.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.