Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menepis Stigma Negatif Gagal Mengasuh Anak, Begini Kisah Para Orangtua Balita Stunting di Semarang

Kompas.com - 04/04/2023, 15:01 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

“Dua-duanya ikut ke daerah deket PN. Biasanya jam tujuh berangkat kerja sampai sore," jelasnya.

Kemudian saat pemeriksaan di posyandu, Ulfa mendapati kedua putranya mengalami stunting. Perempuan itu awalnya tak mengerti kondisi yang terjadi pada anaknya.

Posyandu lalu menjelaskan kepada Ulfa, dan memintanya untuk menitipkan kedua anaknya ke daycare Rumah Pelita yang sengaja diberikan untuk membantu anak-anak stunting.

“Biar di daycare aja katanya karena ada dokternya dan gizinya terpenuhi,” ungkap Ulfa.

Mengetahui layanan gratis dari pemerintah, ia justru senang dan merasa terbantu. Pasalnya ia merasa kasihan pada anaknya, tapi ia tak memiliki pilihan lain selain mengajaknya ke tempat rosok.

“Kalau ikut itu bukan hanya kotor, tapi lebih banyak main. Jadi mereka kurang tidur sepertinya, soalnya kalau makan itu gampang,” terangnya.

Baca juga: BKKBN: Sebelum Ada Perpres, Pengentasan Stunting Belum Jadi Prioritas Kepala Daerah

Dirinya sangat berterima kasih atas program tersebut. Ia merasa anaknya kini lebih ceria, bersih, dan sehat, ketimbang saat ikut bekerja dengannya.

Tidak seperti dirinya yang hanya lulusan SD, Ulfa harap kelak anaknya bisa bersekolah sampai kuliah tanpa merasa tertinggal dengan teman seusianya.

Sementara itu, Kompas.com mewawancarai Zahra (32), yang juga menitipkan anaknya di Rumah Pelita. Lain dengan Ulfa, Zahra bekerja sebagai guru seni tari sejak pagi hingga siang di TK dan SD.

Secara ekonomi, Zahra mampu memenuhi segala kebutuhan gizi anak satu-satunya. Namun karena terlalu sering mengikuti mobilitas tinggi sang ibu, kini anaknya justru tidak terawat dengan baik dan kurang tidur.

“Kalau siang dititipin mertua, tap kan namanya orang tua (mertua) kalau ngasuh yang penting anak anteng, walaupun main gadget terus,” katanya.

Zahra sempat kaget saat mendengar anaknya tergolong stunting saat pemeriksaan kesehatan. Ia pun langsung menggelontorkan berbagai asupan dan suplemen untuk anaknya tercinta.

Baca juga: Atasi Kasus Stunting, BKKBN Soroti Faktor Air, Lingkungan, dan Ekonomi

“Udah dikasi vitamin, susu, tapi tetep enggak naik TB dan BB-nya, karena makannya susah dan anaknya aktif banget,” lanjut Zahra.

Atas arahan posyandu, ia pun turut menitipkan putrinya di Rumah Pelita. Ia tak mempedulikan pandangan orang lain terhadapnya dan fokus kepada anaknya.

“Ya saya merasa terbantu di sini lebih ada yang memperhatikan tumbuh kembangnya. Daripada kurang tidur atau main hape terus di rumah eyang,” terangnya.

Anaknya yang berusia 2 tahun 10 bulan itu disebut telah mengalami perkembangan TB dan BB, meski belum lama masuk di Rumah Pelita.

“Insya Allah nanti lanjut saya titipkan ke daycare biasa setelah dari sini. Tapi ini masih survey mana yang bagus tenaga pengajar dan pengasuhnya,” tandasnya.

Pengasuh Rumah Pelita, Lana menjelaskan, setelah balita dinyatakan sembuh atau lulus dari status stunting, makan orangtua akan mendapat pembekalan parenting supaya pengasuhan yang ideal tetap bisa dilanjutkan di rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Regional
Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Regional
Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com