Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menepis Stigma Negatif Gagal Mengasuh Anak, Begini Kisah Para Orangtua Balita Stunting di Semarang

Kompas.com - 04/04/2023, 15:01 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Daycare Rumah Pelita di Manyaran, Kota Semarang mengasuh sebanyak 12 anak balita stunting untuk perbaikan pemenuhan gizi.

Lana Muthia Thaher dan Azizah mejadi pengasuh yang merawat belasan anak itu sejak awal daycare dibuka pada Februari lalu. Sebanyak tiga anak telah dinyatakan sembuh dari stunting setelah diasuh di sana selama sebulan.

Keduanya memahami, bila para orangtua balita stunting seringkali berasal dari warga miskin yang memang tak mampu mencukupi kebutuhan makanan bergizi bagi anaknya.

Baca juga: BKKBN Sebut Stunting Bisa Terjadi di Perkotaan, Ini 3 Penyebabnya

Sebagian lainnya berasal dari orangtua pekerja keras yang tak mampu merawat anaknya dengan intens. Sehingga meski mampu menyukupi makanan bergizi, mereka tidak sempat mengasuhnya karena ditinggal bekerja.

“Di Manyaran ada 30 anak stunting, tapi yang dititipkan di sini hanya dua anak,” ungkap Lana kepada Kompas.com, Senin (3/4/2023).

Di samping kuota penitipan anak terbatas, masih banyak orangtua yang merasa tidak perlu uluran tangan dari Pemkot Semarang untuk memperbaiki gizi anaknya yang stunting.

“Ada sebagian orangtua yang enggak mau dibantu karena merasa anaknya biasa aja. Mereka takut dan minder dengan orang sekitar kalau mengakui anaknya stunting, karena ia seakan disalahkan atas kondisi anaknya,” katanya.

Stigma negatif mengenai anggapan anak stunting yang kurang gizi kerap kali memojokkan sang ibu. Seolah-olah ibu telah gagal dalam mengasuh anak.

Pandangan tersebutlah yang justru tidak membawa kebaikan apapun bagi sang anak. Menurut Lana, mestinya masyarakat sekitar turut membantu dan mendukung para orangtua untuk memperbaiki gizi anak-anak stunting.

Baca juga: 5.660 Anak di Bandung Alami Stunting di 2022, Turun 7 Persen Dibanding 2021

“Ada juga yang memang belum tahu layanan daycare Rumah Pelita ini karena memang masih baru,” lanjut Lana.

Dengan berbagai program, daycare tersebut lebih banyak memberikan asupan makanan dan minuman bergizi ketimbang kegiatan bermain. Kemudian istirahat atau kebutuhan tidur anak yang cukup.

Dengan itulah kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi terserap ke tubuh. Pihaknya berharap pelayanan gratis dari pemkot itu dapat dirasakan semua anak stunting di Semarang hingga tercapai nol stunting.

“Iya kita harapannya setiap bulan sudah ada yang lulus (sembuh) biar bulan berikutnya bisa gentian dengan anak-anak stunting lainnya di Semarang. Karena di luar Manyaran masih ada banyak lho,” ungkapnya.

Anak-anak makan bersama di daycare Rumah Pelita Semarang, Senin (3/4/2023).KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Anak-anak makan bersama di daycare Rumah Pelita Semarang, Senin (3/4/2023).

Kompas.com berhasil mewawancarai salah satu orangtua balita stunting di sana yang bernama Ulfa (28). Sehari-hari ibu dari lima anak itu bekerja sebagai perosok bersama suaminya.

Sebelum menemukan daycare Rumah Pelita, biasanya Ulfa membawa dua anaknya yang berusia 4 tahun dan 1,7 tahun bekerja mencari rosok.

Baca juga: Kasus Stunting Tertinggi di Jabar, Kenapa Sumedang Bisa Jadi Daerah dengan Penanganan Terbaik?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com