Setelah selesai dibuat, kata Dody, bubur bayi itu dijual di Selter Mojosongo yang berlokasi di dekat Taman Jaya Wijaya Mojosongo mulai pukul 06.00 WIB.
Bubur bayi dijual dengan kemasan cup. Ada dua pilihan bubur yang dijual yakni kasar dan halus.
Untuk bubur bayi kasar dijual dengan harga Rp 3.500 dan bubur bayi halus dijual dengan harga Rp 4.000.
"Untuk bubur bayi Baby Cafe Bintangku ini standar WHO bintang 4. Jadi, ada karbohidratnya, protein nabati, protein hewani, sayur dan buah. Jadi, kandungannya komplit. Paling tidak kami itu mengatasi keluarga-keluarga muda yang tidak mau ribet. Biasanya mereka mengandalkan makanan-makanan stunting ini yang kami bidik sebetulnya," ujar Dody.
Setiap hari, bubur bayi selalu habis terjual. Penjual bubur bayi dilakukan melalui dua cara yakni WhatsApp grup dan penjualan langsung di lokasi Selter Mojosongo. Para pembeli tidak hanya dari Mojosongo.
Tetapi, ada juga dari luar Mojosongo seperti wilayah perbatasan yakni Karanganyar.
"Dalam sehari, bisa habis 60 sampai 70 cup. Jadi, kami ada dua cara penjualan. Satu lewat grup (WA) dan penjualan langsung. Biasa jam 3 sore kami share menu yang akan kami jual besoknya. Terus, anggota grup nanti pada pesan. Pagi, kami siapkan sehingga jam 7 sampai setengah 8 sudah selesai," ungkap dia.
Baca juga: Posyandu dan Pondok Ceting, Siasat Pemkot Medan Turunkan Angka Stunting
Seorang warga, Sari mengatakan, sudah sering membeli bubur bayi untuk anaknya yang berusia 10 bulan di Baby Cafe Bintangku.
Ia mengaku tahu ada bubur bayi yang dibuat oleh Baby Cafe Binyangku dari puskesmas.
"Baru dua bulan (beli bubur bayi)," ungkap dia.
Warga Randusari Solo itu mengaku setiap hari membeli bubur bayi yang dibuat Baby Cafe Bintangku karena anaknya suka dan harganya terjangkau.
Ia membeli bubur jenus halus dan kasar.
"Setiap hari ke sini (beli bubur bayi)," kata dia.
Petugas Puskesmas Sibela Wati mengatakan, awal mula Baby Cafe dibentuk untuk mengatasi permasalahan MPASI.
Selama ini, kata dia, masyarakat sudah bisa memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Tetapi mereka belum tepat dalam menyediakan MPASI kepada anaknya.
"Mereka cenderung memilih yang instan. Untuk itu kami memberikan solusi dengan membuka Baby Cafe. Sehingga menjadi solusi bagi ibu-ibu terutama ibu-ibu bekerja untuk menyediakan MPASI yang tepat bagi putra-putrinya," ungkap dia.