Salin Artikel

Baby Cafe Bintangku, Inovasi FKK Kelurahan Mojosongo Solo Perangi Stunting, Sediakan Bubur Bayi Berstandar WHO

SOLO, KOMPAS.com - Stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah lima tahun (balita) menjadi musuh bersama di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah.

Forum Kesehatan Kelurahan (FKK) Kelurahan Mojosongo dan Puskesmas Sibela bersama-sama memerangi stunting melalui pendirian Beby Cafe Bintangku.

Baby Cafe Bintangku menyediakan makanan sehat khusus Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yakni berupa bubur.

Baby Cafe Bintangku didirikan sekitar tahun 2018, bermula saat ditemukannya satu kasus stunting di Kelurahan Mojosongo.

FKK Kelurahan Mojosongo dan Puskesmas Sibela kemudian menyediakan MPASI sebagai upaya mencegah stunting di wilayahnya tidak semakin banyak.

"Jadi, awalnya tahun 2018 ada kasus stunting di salah satu RW di Mojosongo. Terus bagaimana cara kami bisa ikut menangani kasus stunting itu. Terus kami bikin Baby Cafe Bintangku ini," kata Ketua FKK Kelurahan Mojosongo Dody Sudarsono, saat ditemui Kompas.com, di sela-sela pembuatan MPASI di Kelurahan Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (31/3/2023).

Dia mengatakan, modal awal untuk mendirikan Baby Cafe Bintangku sebesar Rp 500.000 bantuan dari Rumah Zakat dan kas FKK Kelurahan Mojosongo.

"Dari sana kami kelola waktu itu kami dalam setahun omzet kami bisa sampai Rp 100 juta," ungkap Dody.

Dody mengungkapkan, ada delapan menu bubur bayi yang dibuat Baby Cafe Bintangku. Setiap hari menunya berubah.

Bubur bayi ini mengandung 4 bintang yakni nutrisi karbohidrat, protein hewani, protein nabati, dan sayuran.

Pembuatan bubur bayi melibatkan puluhan kader FKK Kelurahan Mojosongo.

Pihaknya membagi dalam tiga tim untuk memasak bubur bayi. Adapun pembuatan bubur bayi dilakukan di rumah kader FKK Kelurahan Mojosongo mulai pukul 03.00 WIB.

Setelah selesai dibuat, kata Dody, bubur bayi itu dijual di Selter Mojosongo yang berlokasi di dekat Taman Jaya Wijaya Mojosongo mulai pukul 06.00 WIB.

Bubur bayi dijual dengan kemasan cup. Ada dua pilihan bubur yang dijual yakni kasar dan halus.

Untuk bubur bayi kasar dijual dengan harga Rp 3.500 dan bubur bayi halus dijual dengan harga Rp 4.000.

"Untuk bubur bayi Baby Cafe Bintangku ini standar WHO bintang 4. Jadi, ada karbohidratnya, protein nabati, protein hewani, sayur dan buah. Jadi, kandungannya komplit. Paling tidak kami itu mengatasi keluarga-keluarga muda yang tidak mau ribet. Biasanya mereka mengandalkan makanan-makanan stunting ini yang kami bidik sebetulnya," ujar Dody.

Setiap hari, bubur bayi selalu habis terjual. Penjual bubur bayi dilakukan melalui dua cara yakni WhatsApp grup dan penjualan langsung di lokasi Selter Mojosongo. Para pembeli tidak hanya dari Mojosongo.

Tetapi, ada juga dari luar Mojosongo seperti wilayah perbatasan yakni Karanganyar.

"Dalam sehari, bisa habis 60 sampai 70 cup. Jadi, kami ada dua cara penjualan. Satu lewat grup (WA) dan penjualan langsung. Biasa jam 3 sore kami share menu yang akan kami jual besoknya. Terus, anggota grup nanti pada pesan. Pagi, kami siapkan sehingga jam 7 sampai setengah 8 sudah selesai," ungkap dia.

Seorang warga, Sari mengatakan, sudah sering membeli bubur bayi untuk anaknya yang berusia 10 bulan di Baby Cafe Bintangku.

Ia mengaku tahu ada bubur bayi yang dibuat oleh Baby Cafe Binyangku dari puskesmas.

"Baru dua bulan (beli bubur bayi)," ungkap dia.

Warga Randusari Solo itu mengaku setiap hari membeli bubur bayi yang dibuat Baby Cafe Bintangku karena anaknya suka dan harganya terjangkau.

Ia membeli bubur jenus halus dan kasar.

"Setiap hari ke sini (beli bubur bayi)," kata dia.

Petugas Puskesmas Sibela Wati mengatakan, awal mula Baby Cafe dibentuk untuk mengatasi permasalahan MPASI.

Selama ini, kata dia, masyarakat sudah bisa memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Tetapi mereka belum tepat dalam menyediakan MPASI kepada anaknya.

"Mereka cenderung memilih yang instan. Untuk itu kami memberikan solusi dengan membuka Baby Cafe. Sehingga menjadi solusi bagi ibu-ibu terutama ibu-ibu bekerja untuk menyediakan MPASI yang tepat bagi putra-putrinya," ungkap dia.


Puskesmas selalu memantau menu bubur bayi yang dioleh oleh kader FKK Kelurahan. Pihaknya juga selalu memonitor bahan-bahan pembuatan bubur bayi.

"Kami selalu memberikan monitor dari segi nilai gizinya. Kemudian dari kualitas termasuk bahan-bahan yang dipakai pun selalu kami monitor dari Puskesmas," ujar dia.

Dia mengatakan, kasus stunting di Kelurahan Mojosongo dalam dua tahun terakhir mengalami penurunan.

"Dari hasil pemantauan penimbangan serentak di Bulan Agustus 2022 tercatat 4,9 persen stunting di Mojosongo. Memang kalau dilihat secara angka kasus stunting di Mojosongo tinggi. Tetapi, kalau dilihat presentasenya cenderung rendah karena sasaran balita di wilayah Mojosongo sangat banyak kurang lebih 3.400 balita sehingga kalau dilihat presentase tidak begitu banyak," ungkap dia.

Pihaknya berharap masyarakat di Mojosongo terutama ibu yang sedang menyusui bisa memanfaatkan keberadaan Baby Cafe Bintangku untuk memenuhi asupan gizi seimbang sesuai standar WHO untuk anak-anaknya.

"Kami juga berharap Baby Cafe ini berkembang dan bisa direplikasi di wilayah-wilayah yang lain sehingga orangtua bisa lebih mudah mengakses makanan yang bergizi," ungkap Wati.

https://regional.kompas.com/read/2023/04/04/114038678/baby-cafe-bintangku-inovasi-fkk-kelurahan-mojosongo-solo-perangi-stunting

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke