Meski begitu, Yohanes selalu mengajarkan anaknya untuk tetap bersyukur meski kondisi keluarga memprihatinkan.
"Segala sesuatu tetap saya syukuri, masih ada tempat tinggal. Meskipun saya juga berharap ada bantuan, agar saya dan anak saya bisa tinggal di tempat yang lebih layak," ucapnya.
Yohanes terkejut saat Kompas.com dan perwakilan Polres Manggarai Timur tiba di rumahnya. Ia menerima tamu sambil duduk di lantai tanah berlinang air mata.
"Saya tak punya apa-apa untuk menghidangkan tamu yang berkunjung. Hanya air teh yang disuguhkan," kata Yohanes.
Sementara itu, sang anak Yohanes Jaik yang berusia 12 tahun sedang memasak untuk makan siang bersama ayah dan tantenya.
Baca juga: Pria di Manggarai Timur NTT Diduga Bawa Kabur dan Cabuli Anak di Bawah Umur
Meski tinggal di gubuk reyot, Yohanes Jaik yang duduk di kelas VI SD Inpres Rate Momang mengaku tetap rajin ke sekolah.
"Dalam keterbatasan ekonomi, ayah masih mencari uang untuk biaya pembangunan di sekolah," ungkapnya.
Kepala Seksi Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polres Manggarai Timur Bripka Heribertus AB Tena dan anggota Bhabinkamtibmas Polsek Kota Komba Aipda Yosep Bei Langa menyambangi keluarga Yohannes.
Saat berkunjung, perwakilan Polres Manggarai Timur itu membawa beras dan satu papan telur ayam.
"Kami mendapatkan informasi dari warga berkaitan dengan kondisi keluarga ini. Dan sebagai polisi, kami wajib mengetahui kondisi keluarga ini," kata Heribertus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.